Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 27) - TAMAT

Cerita Dewasa Bersambung Incest berjudul Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 27) ini mengisahkan tentang hubungan terlarang antara mama dan anaknya sendiri. Penasaran ? Yuk baca aja cerita 17+ ini.
Cerita Dewasa Bersambung Incest
(Cerita Dewasa Bersambung Incest)

Perlu diketahui, ini merupakan episode ke dua puluh tujuh dari 26 bagian yang sudah terbit sebelumnya. Silahkan baca-baca dulu chapter yang sebelumnya agar Anda tidak bingung.

Berikut ini link menuju daftar cerita Mama-ku Wanita Gampangan yang lengkap: Episode Lengkap Mama-ku Wanita Gampangan <-- klik untuk melihat.

***
“hoaaheeemmmmmm.....” bayu terbangun dari tidurnya.

Bayu baru saja bangun dari tidurnya di pagi menjelang siang hari. Dia barusan tidur karena cukup lelah lari pagi dengan orang tuanya. Tubuhnya sempat lunglai dan pegal. Namun, usai bangun tidur, tubuh dan fisiknya cukup segar dan bugar untuk beraktivitas. Ia lantas beranjak dari kasurnya yang berantakan menuju luar kamarnya untuk melihat keadaan. Sesampai di luar, ia memandang ke seluruh ruangan di rumahnya yang tampak hening sekali. Dia berpikir kemana gerangan orang tuanya. Pintu kamar mereka tertutup rapat. Begitu juga dengan pintu depan rumahnya yang terlihat terkunci. Ia lantas mencoba berjalan ke arah kamar orang tuanya untuk mencari tahu. Tanpa mengetuk, ia membuka pintu kamar papa dan mamanya tersebut.

“cleeeeekkkkkkk......”

“Loh?”, heran bayu

Dia bingung mengapa cuma sang mama yang sedang tertidur di atas kasur. Dia pun bertanya-tanya kemana sang papa. Maka, karena dibuat penasaran, ia mencoba telusuri seluruh ruang yang ada di dalam rumahnya, mulai dari ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi. Ternyata papanya tidak ada di rumah. Ia melamun sejenak memikirkan kemanakah sang papa. Namun lambat laun lamunannya itu malah berputar arah. Ia terpikirkan sang mama yang baru saja ia lihat sedang tertidur seorang diri atas kasur. Pikiran anak itu mengenang kembali ketika ia berada di rumah tante mira ketika ia bisa menyusu lagi pada mamanya. Kini, hasrat bayu kembali muncul. Apalagi dia dan mamanya cuma berdua di rumah.

“hehe, papa gak ada di rumah. asyik dong nih....” senyum bayu sendirian.

Ia yang tahu hanya berdua dengan sang mama di rumah, lekas menuju kamar di mana mamanya sedang tidur sendirian. Pelan-pelan ia buka pintu dan memasuki kamar orang tuanya. Dia lihat sang mama sedang terlentang di atas ranjang dengan gunung kembar yang membuat lekuk tubuh mamanya makin seksi saja. Ketika berada di dekat sang mama, Bayu mencoba naik ke ranjang dengan pelan-pelan supaya mamanya tidak terbangun. Ia perhatikan dengan sorot mata melotot seluruh jengkal tubuh sang mama dari kepala hingga ujung kaki. Ia merasa tubuh mamanya masih utuh seperti terakhir kali dia lihat. Tentu yang masih menjadi daya tarik anak tersebut ialah payudara mamanya. Ia ingat betul terakhir kali mencicipi susu sang mama ketika di rumah tante mira. Sayangnya, ia tidak terpuaskan karena keburu kepergok tantenya. Namun, kini betapa bahagianya bayu. Tak ada lagi yang akan mengganggunya menetek dengan sepuasnya. Mula-mula Ia coba sentuh gunung kembar yang padat dan kenyal mamanya,

“Nyet..nyett...nyettt”

“Masih gede aja ya nih tete mama...” ucap bayu menekan-nekan buah dada mamanya.

Sebetulnya bayu amat gemas dan ingin segera meremas karena dia mendadak lapar. Ia ingin sekali melahap susu mamanya. Namun, ia bingung bagaimana caranya. Kalau ia diam-diam menyusu, tentu kalau ketahuan dia bisa dimarahi mamanya lagi. Di sisi lain, di bawah sana, penis bayu sudah mengeras. Ternyata, ada yang ingin mencicipi juga di kala bayu masih belum menetek. Dia sedikit heran bagaimana bisa dirinya jadi bernafsu dengan mamanya sendiri. Mungkin, bayu terlalu sering menyaksikan aktivitas sang mama yang digauli oleh lelaki lain yang bukan ayahnya. Kini, anak itu berpikir sejenak bagaimana caranya menyusu karena sungguh ia sudah tak tahan. Mulutnya ingin sekali menjilati dan mengenyot puting mamanya tanpa batas. Selain itu, ada keinginan tersembunyi darinya agar sang ‘adik kecil’ juga bisa menyetubuhi sang mama. Namun, itu bagi bayu bukan yang utama, kecuali menetek tadi. Dan, ia pikir dengan meminta langsung akan lebih baik, meskipun mamanya nanti akan menolak. Bagi bayu, setidaknya ia berusaha dulu.

“Ma, mama, bangun dong ma... “, ucap bayu jarinya menyentuh lengan sang mama yang padat dan berisi.

“Hoaheeemm, eh kamu dee... ada apa kok di sini?” nia dengan mata masih mengantuk sedikit terheran.

“Ma, bayu mau nenen ma.....”, ucap bayu manja tanpa sungkan-sungkan.

“Hah? gak boleh!... gak boleh!”, mata sang mama terbelalak kaget dengan tubuh sedikit terbangun

“yah mama mah..... aku mohon ma”.

“Gak boleh!”, larang nia.

“uhhh mama mah gitu. Padahal, aku dari kemarin udah banyak bantu mama. Mukulin pak broto sampai bantuin mama ngomong sama papa. Kalau gak gitu kan, mama gak bisa akur lagi sama papa mah”, gerutu bayu.

“Tetep gak boleh!”.

“Ishh mama mah, giliran papa, kakek, pak broto, pak arso, dan pak bejo boleh dengan bebas netek sama mama. Mereka juga puas banget nyusu sama mama... Padahal, itu kan jatah susu aku maah. Eh giliran aku gak boleh. Udah gitu parahnya, mereka bisa ngentotin mama berulang kali lagi. Sedangkan aku kan cuma netek doang kan ma...apa salahnya sih?” ucap bayu meluapkan kekecewaannya.

Nia terdiam sejenak dengan apa yang baru diucapkan sang putra. Wanita itu mengubah posisinya menjadi terduduk di atas kasur. Ia agak menghiba setelah mendengar ucapan sang putra. Ia juga menjadi merasa bersalah apalagi hutang budinya kemarin hari belum terbayarkan. Ia merasa telah memperlakukan putranya secara tidak adil.

“Kamu kan udah gede de? kok masih aja nete sama mama...”, nia masih mencoba melarang

“Hhmmm bapak-bapak itu kurang gede apalagi sih ma? apa jangan-jangan mereka boleh nete sama mama karena mereka punya kontol gede? Terus timbal balik gitu? mama kasih mereka nete, mereka bisa ngentot mama. Gitu ma?”, balas bayu

“Ishh bayuu...”.

“ayo dong maa... aku mau nenen maa.... aku hausss nih....”, manja bayu.
“Yaudah deh de. Mama kasih kamu nete. Tapi, jangan lama-lama ya. Mama masih ngantuk banget nih de.”

“Oke ma”, sahut bayu dengan muka senang sekali.

Tanpa pikir panjang nia buka kaos yang menutupi tubuhnya. Tak ketertinggalan bra berwarna putih yang menopang payudaranya ia copoti. Kini, di depan bayu sudah terpampang buah dada mamanya yang terpampang bebas dan menggantung. Buah dada yang berputing coklat tersebut masih saja utuh dan kencang meski sudah beberapa kali disantap dan digigit oleh laki-laki. Bukit kembar tersebut juga masih bulat meski sudah sering diremas. Sekarang, Bayu sudah bisa melihat payudara mamanya dengan bebas karena keadaan sang mama sudah setengah telanjang. Perlahan dengan kondisi sama-sama duduk, bayu mendekati sang mama. Kedua tangannya tanpa ragu mencakup kedua susu mamanya.

“Plopppp”

“ahh ade katanya kamu mau netek aja, kok malah dipegang?”, tanya sang mama.

“Aku mau lihat tete mama dulu ma... apa masih utuh, meski udah sering disedot sama bapak-bapak mesum itu”.

“ohhh...”, nia membiarkan sang putra memperhatikan dengan amat serius bentuk payudaranya.

“netttt nettt glekk glekkk”

“Ohh sayaang, kok sekarang tete mama malah diremes sihh ohh...”, ucap nia geli

“Biar susunya nanti keluar banyak mah pas aku nete engghhhh”, ucap bayu gemas.

Nia tampak kegelian. Tubuhnya mencoba memberontak dan bergerak ke sana kemari ketika bayu putranya sedang meremas-rema payudaranya. Tangannya mencoba meremas sprei kasurnya. Ia melihat tangan bayu begitu liar menjamah. Bahkan, terkadang gunung kembarnya tersebut anak itu pencet-pencet tak karuan. Tak hanya geli yang wanita itu rasakan. Ia mulai menahan untuk tidak mendesah ketika sang putra masih saja gemas dengan buah dadanya. Di dalam hatinya, nia mulai merasakan kalau ia menikmati remasan bayu.

“grrrmmmm grmmm nnnyet.. nnnyeett...”

“ahhh geliii de....udah dong, mama geli ni kamu remas terus nenen mama ohh”, ucap nia yang masih kegelian

“erngggghh maahh aku mau tanya dongg...” ucap bayu meremas susu mamanya

“ohhh tanya apa de...?”, balas nia

“paling repot nyusuin siapa maa? Terus kenapa?”, ucap bayu mulai meremas agak kuat.

“aaggghhh pak broto de... soalnyaa dia udah nyodok memek mama kenceng banget, eh mulutnya gak kalah nyedot susu mama dengan lahap banget, sampe-sampe puting mama mau dimasukkin semua ke mulutnya...ahh bayuuu jangan diremes kenceng-kenceng sayang”.

“Ohh..kalo paling nyebelin siapa maa? Terus kenapa?”, tanya bayu kembali masih meremas buah dada mamanya dengan menggeliat.

“ahhh pak arso sama pak broto de.... Soalnya mereka berdua mama tetein sekaligus.. ohhh mulut mereka sama-sama ganas ngenyot nenen mama.. udah gitu keduanya kompak masukkin jari ke memek mama...ohh..udah dong deee geli mama nih”.

Kemudian Bayu melepas cengkraman kedua tangannya dari buah dada mamanya. Entah mengapa anak itu sekarang sedang sibuk menelanjangi dirinya sendiri. Semua pakaian yang menutupi tubuhnya ia geletakkan begitu saja dibawah ranjang. Kini anak itu di atas ranjang dalam keadaan bugil dengan batang penis yang ukurannya tidak besar sedang mengeras. Nia yang melihat itu sontak kaget. Dia dalam keadaan setengah bugil memperhatikan sang putra yang sedang menelanjangi dirinya sendiri. Nia benar-benar tak mengerti dengan kondisi yang sekarang ia hadapi. Ia juga melihat kemaluan sang putra tegak berdiri mengacung ke arah hadapannya. Dalam benak nia, sang putra sudah tidak hanya ingin menetek, tetapi juga ingin menidurinya.

“kamu mau ngapain dee...? mau netek kok telanjang?”, tanya nia bingung

“maaaa lihatt kontol bayuu maaa.... gara-gara bapak-bapak itu bayu kepengen ngentot mama juga..uhhh”, ucap bayu memperlihatkan penisnya yang tegang.

“ohhhh emm mama gak mau dekk....”, larangg nia.

“enggghh emmm enggak kok maa ini biar leluasa ajaa..,yaudah deh maa. Mama tiduran aja sekarang. Bayu mau nenen lagi nih...”. balas bayu.

“tapi jangan sampe yang aneh-aneh yaa de...”, ucap nia sambil berbaring di atas kasur bersiap meneteki sang putra lagi.

“Iya mahh”.

Bagi bayu mendengar larangan sang mama, jiwanya memberontak. Hasrat seksual yang sedang tumbuh dalam diri anak itu berguncang tak kalah hebatnya. Bayu berpikir ini kesempatan langka dimana di rumah tidak ada orang sama sekali yang akan mengganggu dia dan mamanya. Tentu dia tidak akan menyiakannya. Ia ingin lebih dari sekedar menyusu. Namun, bayu berpikir bahwa ia musti sedikit bersabar. Anak itu memilih untuk menetek lebih dulu sesuai apa yang dia sepakati dengan sang mama.

“Ayoo buruaann sini de katanya mau nete sama mama lagi..” ucap nia tak sabar.

“Iyaa maa..”

Bayu menatap kedua payudara sang mama yang tepat di depan wajahnya sekarang. Puting sang mama ternyata mencuat. Anak itu menjadi terangsang sekali untuk melumatnya. Rasa-rasanya puting sang mama bagi bayu sedang menantangnya untuk lekas menghisap. Sementara nia sedang mengatur nafasnya yang sedang terengah-engah. Jantungnya terasa berdebar-debar menunggu sang putra melumat bukit kembarnya. Pikiran wanita melayang tak tentu arah. Di lain hal, ia mulai merasa kemaluannya mulai berkedut-kedut.

“ohh maaa puting tete mama gede banget sih maaaa ......aaaammm emmm nyemmmm”, mulut bayu menerkam buah dada sang mama.

“aihhhhh... orghhhhhh bayu sayangg pelen-pelen dong netenya de...”

“srrrrrupppppttt...slerrrppppp....”.

Nia merasakan sensasi nikmat yang luar biasa ketika sang putra menikmati bukit kembarnya. Geli wanita itu bercampur nikmat yang tak tertahankan hingga ia mau tak mau mendesah. Ia dapat merasakan gigi sang putra terkadang menggigit puting susunya. Tak hanya itu, nia juga merasakan lidah anaknya tersebut menjilati seluruh permukaan kedua buah dadanya. Apalagi ketika bayu menghisapnya, nia dapat merasakan air susu yang tidak lazim ia keluarkan karena kelainan mengalir ke mulut sang putra. Tentunya bayu menikmati itu semua. Mulut dan lidahnya tak berhenti beraktivitas. Sementara kedua telapak tangannya membantu meremas susu sang mama dengan kuat.

“maaaaah enaaaaakk maaaa nenen sama mamaaah cyeeppp cruupppttt sruupptt”

“aihhhh iyyaaaa deee..” desah nia dengan mulut meracau tiada henti.

“ohh pantesss pakk broto demenn nenen sama mama yag, susunyaa mama manisss emmm cruppptttt”.

“aahhh bayuu sayaangg udaahhh dongggg dee...”, sahut nia.

Mendengar sahutan sang mama, bayu melepaskan mulutnya dari buah dada sang mama. Anak itu ternyata belum puas karena kedua tangannya masih tetap berada di payudara mamanya. Ia meremas-remas, bahkan memelintir puting mamanya tanpa rasa ampun. Selain itu, Ia juga membetot buah dada mamanya yang berukuran besar itu. Ia acak-acak tak tentu arah. Sementara nia tubuhnya mulai berkeringat. Hasrat seksual wanita itu juga mulai bangkit. Liang kemaluannya berkedut kencang, ingin segera dimasuki sebuah batang kemaluan laki-laki. Ia melihat raut wajah sang putra sudah dikuasai nafsu birahi untuk menyetubuhi dirinya.

“Dee aahh udahhh dongggg jangan diremess nenen mamah....”

“ohh gakk mau mahh sebelumm mamaa ngizininn bayuuu ernghhhhhh”, bayu meremas tanpa ampun payudara mamanya

“aihhhh ngizininn apaaa sayanggg ohh......kann udah mama kasih nenen tadi”.

“bayuu mauu ngentot mama ohhh”, ucap bayu berani.

“aahhh jangaannn bayuu sayanggg”, larang nia.

“Ahhh mama gitu.... mama tahu gak sih, setiap mama dientot sama bapak-bapak mesum itu kontol bayu mengeras mah. Nah, gara-gara kejadian itu kalau bayu suka teringet-inget penis bayu langsung keras maa.. bayu bingung ngelampiasinnya bagaimana nih ohhh”, bayu terus membetot payudara mamanya.

“ohhhh bayuuu sayanggg...”, desah nia bingung ingin menjawab apa.

Nia sekarang terjepit dalam sebuah kondisi yang amat serba salah. Dia melarang sang putra yang ingin menyetubuhinya. Di sisi lain, batinnya bergejolak. Ia malah khawatir jika bayu terus-terusan menahan hawa nafsunya, hal itu bisa menimbulkan sesuatu yang buruk pada diri sang putra. Hal lainnya ialah birahi nia sudah kepalang tanggung. Liang vaginanya sudah berkedut-kedut semenjak bayu meremas budah dadanya berulang kali. Ia ingin ada batang kemaluan laki-laki yang lekas segera menyetubuhinya. Setelah lama ia pikir-pikir. Ia berencana membiarkan sang putra memasukkan penis ke dalam liang kemaluannya. Lagipula, bagi nia itu akan berlangsung cukup sekali aja.

“Maaaa gimanaaa? Kontol bayuuu udah gak tahan pengen ngentot mama nih”, ucap bayu yang penisnya sudah amat keras.

“ohhh iyaaa sayangggg. Yaudahh sekarang kamu copotin celana pendek mama..”, pinta nia.

Mendengar ucapan sang mama, kedua tangan bayu berpindah dari buah dada ke pinggang sang mama, tepatnya ia memegang lingkaran pinggang celana mamanya.

“sreeettttttttt” bayu yang sudah dikuasai nafsu menarik celana pendek mamanya dengan paksa.

“ohhhh buru-buru banget sih dee... udah gak sabar yaa?”.

“Iyaa maa,,, lihat dong kontol bayu nih”, balas bayu menjatuhkan celana pendek mamanya ke sisi ranjang.

Usai mencopot celana pendek mamanya. Bayu cukup terkaget. Ia melihat sang mama tidak memakai celana dalam. Kedua paha putih mulus sang mama kini berada di hadapannya. Tak hanya itu, liang vagina mamanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus kini untuk pertama kalinya terlihat di hadapan bayu. Sementara nia untuk pertama kalinya ia melihat penis sang putra yang tidak berukuran selayaknya penis dewasa sedang mengeras. Penis itu terlihat sudah tak sabaran ingin memasuki tubuhnya. Perasaan nia campur aduk. Namun, nafsu yang sudah menguasai mengalahkan segalanya. Keduanya kini sama-sama bugil di atas kasur.

“nihh memek mama nihhh....ohh”, nia mengangkang menunjukkan pada sang putra liang kemaluannya.

“ohhhh indahh maaa, meski udah sering dientot yaa..”.

“Ohh iyaa de...”, sahut nia.

“Maa, bayu mau tanya, mama kan udah dientot sama bapak-bapak mesum itu, nah paling enak dientot kontol siapa? Terus kenapa?”.

“Hemm Mama gak mau jawab de...”, bungkam nia.

“ahh mama mah... jawab dong biar cepet kelar nih ma...”, balas bayu.

“Pak broto dee... kontolnya meski item, tapi gede. Kontolnya demen banget nyodok kasar memek mama berulang-ulang. Memek mama yang dibuat sesek makanya ketagihan terus disodok sama kontol itu ohhh”, ucap nia mengenang

Penis bayu makin keras dan mengacung saja setelah mendengar jawaban sang mama. Ia sudah tak tahan ingin segera langsung saja menyetubuhi vagina mamanya yang belum begitu basah. Dalam pikir bayu yang tidak pernah menyetubuhi seorang wanita yang terpenting hasrat seksual yang membebani pikirannya harus segera tersalurkan. Ia sudah cukup menderita dengan penis yang terus berdiri kala mengingat-ngingat sang mama disetubuhi lelaki lain.

“Maaa, bayu masukkin kontol bayu sekarang yaahhh...bayu udah gak tahan banget nihhh”, mohon bayu yang hendak mengambil posisi tubuh di atas sang mama.

“Tapi memek mama kan belum basah de...”, ucap nia dengan wajah bingung.

“Bayu ludahin aja ya maa. Lagipula, penis bayu kan gede...”.

“heemmm, yaudah deh kamu ludahin aja....”. balas nia yang agak memaklumi.

“Cuihh cuih.....”, bayu meludahi vagina sang mama dengan air liurnya.

“Ohh.. ludahinnya kasar banget sihh de...”.

“Soalnya Bayuu udah gak sabar kepengen nyodok mama maahhh....”, timpal bayu dengan wajah blingsatan.

“Ohh yaudahh buruan siniii... masukkin kontol kamu ke memek mama sayang....”.

Sinyal dari sang mama, membuat bayu lekas memegang batang penisnya. Penis yang keras itu ia arahkan tepat di liang senggama mamanya. Ia gesekkan sesekali seperti apa yang pernah dia lihat ketika sang mama hendak disetubuhi lelaki lain. Sementara nia jantungnya berdegup kencang. Meski penis sang putra tidak sebesar penis laki-laki dewasa, liang vaginanya amat berkedut-kedut menanti penis putranya sendiri yang sebentar lagi akan menusuk. Kedua pahanya yang mulus ia buka lebar-lebar dengan sengaja agar bayu mudah memasukkan penisnya. Mata wanita itu menatap mata sang putra yang sedang fokus membimbing penisnya masuk ke vagina nia. Anak lelakinya, bayu, tak lama lagi segera menyetubuhinya. Kedua tangan nia meremas sprei selagi menunggu penis putranya menyeruak masuk ke dalam kelamin wanitanya.

“Deee buruannn de... jangan digesek teruss. Kapan masuknya kalo digituin mulu heemmhh”.

“Mama udah gak sabar juga yaa pengen bayu genjot memeknya?”, tanya bayu tersenyum.

“iyaaa sayanggg, mama kepengen ngrasain kontol kamuu nih”, ucap nia manja, yang juga sudah dikuasai nafsu birahi.

“Uhh iyyaa nih maa.. bentar lagi bayu masukkin kok kontol bayu....ohhh enghhhhhhh”, bayu perlahan memasukkan penisnya.

“ahhhh sayang kontol kamu udah mulai masuk yaaaa....”, nia merasakan kepala penis sang putra menembus gerbang kemaluannya.

“dikit lagi semuanya maahhh ohhhhh enaakk banget memek mamahh...bleessshhhhhh”, sahut bayu yang sedang serius memasukkan penisnya ke vagina sang mama.

“aaahhhh masukk semuaa ya sayanggg kontol kamuu ke memek mamaahh yahh..aihhhhhhhhh”, nia merasakan batang kemaluan putranya.

“uhhh iyaa maa.. akhirnyaa bayu bisa ngentot mamah juga uhhh enak mahhh...”.

Dalam posisi misionaris, nia sedang disetubuhi putranya. Meski penis sang putra tidak besar, nia dapat merasakan ketika batang kemaluan sang putra bergesekan dengan dinding liang vaginanya. Penis itu seperti sedang mengaduk-ngaduk liang kemaluannya layaknya adonan kue.Bagi nia, setidaknya penis putranya mampu menggaruk-garuk kemaluan wanitanya yang sedang gatal sekali. Nia merasakan penis tersebut secara perlahan-lahan keluar-masuk terus bergesekan dengan pinggiran liang vaginanya. Terkadang temponya cepat, terkadang temponya melambat. Nia menatap wajah sang putra yang sedang menikmati.

“Maaa angeet memek mama....uhhh uhh”, ucap bayu menggenjot mamanya untuk pertama kali.

“Clepphh clephhh cleeppphh”, bunyi penis bayu memompa vagina sang mama.

“ohhh iyaa sayaanggg ayoo buruan genjotnya de....”, pinta nia

“Iya maa.....enghh enghhh”

Pada usia pubernya, bayu untuk pertama kali memasukkan penisnya ke kemaluan sang mama. Begitu nikmat ia rasakan. Apalagi selama ini ia hanya bisa menyaksikan persetubuhan mamanya dengan lelaki lain hingga selalu membuat penisnya tegak berdiri. Semenjak itu pula bayu mempunyai nafsu yang tak pernah terlampiaskan dan selalu menggelora di dalam diri anak itu yang sedang memasuki usia puber. Namun, kini ia bisa melampiaskannya tidak hanya menyaksikan dan memototi. Ia sekarang menjadi pelaku langsung dimana penisnya sedang menggembosi vagina mamanya. Pinggul anak itu naik turun membimbing penisnya yang berada di dalam kemaluan sang mama. Nafasnya mendengus-dengus pertanda nikmat yang sedang ia rasakan. Matanya melihat mulut sang mama yang sedang meracau hingga ia tak mau kalah untuk terus memompa penisnya.

“cleephh clepphh cleephhh....”

“Maaa enak gak dientot bayu mahh?”, tanya bayu memperhatikan mulut sang mama yang mendesah tak karuan.

“Enak sayang ahhh ahhh”, desah nia yang merasakan vaginanya mulai basah.

“Maa bayu mau ciuman sama mama...boleh yaa..”, pinta bayu yang tak tahan melihat mulut sang mama yang terus mendesah.

“ohhhh iyyyaaa sayaangg sinii cium bibir mama..emmm muacchhhh”.

“ohh iya maa kitaa ciumann...emmm muachhh”, ucap bayu yang bibirnya langsung menyongsor mencium bibir mamanya.

Nia yang sudah dikuasai birahi seksual yang sedang memuncak, membuka mulutnya, membiarkan putranya memainkan lidah di mulutnya saat keduanya berciuman. Pada awalnya lidah nia pasif dan cenderung diam ketika lidah sang putra sibuk menjilati seluruh ruang di dalam mulutnya. Ia terheran-heran dari mana sang putra belajar memainkan lidah seperti itu. Ia mengira mungkin sang putra teramat sering menyaksikan dirinya disetubuhi lelaki lain. Lambat laun lidah putranya menggoda lidahnya untuk bermain lidah. Nia mencoba menahan dirinya. Namun, ia tak kuasa. Ia akhirnya tergoda juga untuk bermain lidah dengan putranya. Tak hanya itu, air liur putranya mencoba masuk ke mulutnya. Terasa sang putra menginginkan sang mama menelannya. Nia pun mau tak mau menelannya.

“slllerrppp sluurrpppp slerrrpppp”

“Maaa telen ludah bayu yaah maahh slurrrppppp”, pinta bayu.

“iyaaa sayangg emhhhh glekk glek...”

Kedua tangan bayu tidak tinggal diam. Tangan anak itu sibuk meremas kedua buah dada sang mama yang bergoyang-goyang ketika ia sibuk memompa penisnya di liang peranakan mamanya. Ia terkadang membetotnya ataupun mengelitik puting sang mama yang mengeras. Sementara pompaan penisnya di vagina sang mama tiada henti. Ia amat bersemangat di kala rumah yang sedang sepi itu. Baginya itu kondisi yang harus dimaksimalkan semaksimal mungkin.

“Maa... mama belum mau keluar yaa? Bayu mau keluar nihh uhh uhh”.

“ohhh belum sayangg,,,,mama bantu yaahh?”, ucap nia.

“Enghhhh...iyaa maa... tapi kita keluar bareng yah maa...”, pinta bayu masih sibuk memompa penisnya.

“Iyaa sayangg kita keluar barengg ahh ahh”, balas nia yang masih terus digenjot penis putranya.

Nia bisa merasakan penis sang putra yang akan segera ejakulasi. Ia merasakan penis tersebut berkedut cukup kencang di dalam kemaluannya. Nia yang belum mau orgasme, mau tak mau harus memaksakan orgasmenya agar persetubuhan dengan putranya lekas berakhir. Di lain hal, nia juga tak khawatir jika putranya melepaskan sperma di dalam rahimnya. Ia yakin sekali sperma sang putra tidak bisa membuatnya hamil karena jumlahnya pasti kalah banyak dengan sperma pak broto dan suaminya. Kini nia fokus untuk membuat dirinya dan sang putra agar bisa orgasme bersama. Nia yang merasakan sodokan penis putranya makin cepat, menyambutnya dengan menggoyang pinggulnya dengan sekuat tenaga agar terus bergesekan dengan batang kemaluan putranya. Kedua tangannya pun memegang pinggang putranya. Kedua pahanya tetap membuka lebar. Kakinya terasa ingin menendang-nendang ketika putranya terus memompa. Sementara buah dadanya yang sudah basah karena keringat dirinya dan bayu yang jatuh, terus berayun-ayun.

“deee mama goyang nih memek mama ahh ahhhh”, desah nia menggoyang pinggulnya cepat.

“Iyaa maa.. aku entot mama cepet yaa uhh uhh”.

“aaahhh iyaa de....entott terus memek mama sayang.ohh..”, desah nikmat nia.

Bayu sudah dipuncak orgasmenya. Kedua tangannya meremas-remas payudara sang mama yang berayun-ayun.

“Urngggghh iyaa maahhh, maaa....enak banget memek mamah....unghhh”, bayu memompa makin cepat.

“Iyaa sayaangg...ahhh ahhh...”, nia memegang pinggang putranya yang makin cepat menyodokkan penisnya

Nia juga mulai merasakan di puncak orgasmenya. Vagina wanita itu berkedut hebat. Apalagi sang putra sibuk meremas payudaranya dengan kasar.

“Maaaaa kontol bayu mau ngecrott nih maaa unghhhhh”.

“aaahhh ayo bareng memek mama sayang...”, nia terus menggoyang pinggulnya.

“manaa???? ayooo muncratin memek mama mahhh...unghhhhh”

“aaahhh iyaaa sayaaanggg iniii nihhh mama muncraaaattt crrussssssshhhhhhh creeeettttttt creeetttttt ahhhhhhhhhh”, desah nia panjang, pinggul wanita itu berguncang hebat sambil melepas cairan kemaluannya.

“unggggghh unggghhh mama sayaanggg terima peju bayuuuuu iniii arggggghhhhhh crotttt crottttttttt”, lenguh panjang bayu, menekan dalam-dalam penis anak itu dalam vagina mamanya sambil melepas spermanya.

“brrrrrrukkkkkkkk”, ambruk bayu di atas tubuh sang mama usai ejakulasi hebat bersama sang mama.

Nia terdiam sejenak merasakan lahar panas sang anak yang mengalir di dalam liang kemaluan bersamaan dengan cairan miliknya. Ia benar-benar tak menyangka sang putra akan menyetubuhinya juga. Dalam hatinya yang terdalam, jangan sampai sang suami tahu. Jika iya, ini akan lebih parah jadinya. Wanita itu terkulai lemas. Sementara sang putra terdiam lelah juga. Keduanya tertidur bersama di siang hari dalam keadaan bugil tak berbusana di kala sang suami sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya.

Tiba-tiba ponsel nia berdering,

“Kringggg kringgggg kringggg”

***
Sepasang ibu dan anak sedang tergeletak berbaring di atas kasur tanpa mengenakan sehelai benang pun. Keduanya tampak lelah dan letih usai bersetubuh, menuntaskan hasrat dan birahi satu sama lain. Nia, si ibu, sedang mengatur pola nafasnya yang terengah-engah setelah melepaskan orgasmenya. Pinggul yang tadinya kaku kini terasa enteng. Dari liang peranakan miliknya mengalir cairan kemaluan yang bercampur dengan sperma si anak yang bernama bayu. Cairan itu tumpah membasahi selangkangan nia dan jatuh mengotori sprei yang sebenarnya baru ia ganti usai bersetubuh dengan suaminya semalam. Akan tetapi, wanita itu tidak terlalu mempedulikannya. Ia sudah terlalu lelah memikirkan hal tersebut.

Sementara bayu yang tak berpakaian itu terlihat lunglai usai mencapai klimaksnya sebagai seorang anak lelaki. Penis yang tadinya tegak dan keras sekarang layu dan lemas. Pikirannya mengawang-ngawang terbawa kantuk. Matanya demikian pula ingin mengatup. Ia coba lihat sejenak mamanya yang juga sedang kelelahan di sebelahnya. Tampak tubuh sang mama berkeringat membasahi jenjang leher hingga belahan 'gunung kembar'.

Ketika keduanya melepas lelah, ponsel Nia mendadak berdering dan bergetar di atas lemari pakaian yang terletak tidak jauh dari ranjang, tempat baru saja ia bersetubuh dengan bayu, putranya.

"kringggg....brmmmmmm", bunyi 'jadul' dan getaran yang merambat di atas lemari pakaian yang ada di kamar nia.

"Huh, huh, huh,.. De, tolong ambilin hp mama dong di atas lemari sana", ucap nia yang masih lunglai berusaha menunjuki dimana ponselnya kepada sang putra.

"enggak ah ma, bayu cape banget nih", jawab bayu.

"ishh, kamu kok gitu sih de. Hemm yaudah kalo gitu, mama sendiri aja deh yang ngambil", gerutu nia seraya beranjak dari kasur untuk mengambil ponsel.

Bayu tampak terpesona memandang tubuh sang mama yang dalam keadaan bugil berjalan mengambil ponsel. Bokong bulat dan kencang mamanya berganti bergoyang seiring berjalan. Dari paha putih mamanya, ia melihat cairan yang menjalar membasahi hingga ujung kaki. Tak hanya itu, bayu melihat bukit kembar mamanya menggantung dan berayun-ayun selagi bangun dari kasur dan berjalan menuju lemari pakaian. Dalam hati bayu, ia sungguh beruntung memiliki mama yang cantik dan juga seksi. Lebih beruntung lagi papanya, yang jelas-jelas memiliki dan mempersunting samg mama. Tidak heran, bayu berpikir bahwa begitu bodoh sang papa jika benar menceraikan sang mama kemarin hari, karena di luar sana sudah banyak lelaki yang pastinya siap menafkahi mamanya lahir dan batin. Hanya saja bayu bersyukur hal itu tidak terjadi.

Nia yang tidak sadar bahwa tubuh telanjangnya diamati sang putra, tampak serius memperhatikan nomor tak dikenal yang sedang menghubunginya. Sambil menggenggam ponsel, perasaan wanita itu diselimuti keraguan untuk menjawab. Terlebih, panggilan yang sudah sekali berakhir malah panggilan tersebut berulang-ulang menghubungi. Ia khawatir sekaligus trauma kalau yang menghubunginya tersebut seseorang seperti pak broto ataupun pak arso, para lelaki yang pernah bersetubuh dengan dirinya. Di lain hal, bayu tampak kebingungan mengapa mamanya tak juga mengangkat panggilan dari ponsel yang berulang kali terus berdering.

"Ma, kok teleponnya gak diangkat", tanya bayu heran.

"Ehmm, enggak apa-apa kok de hehe", senyum nia menenangkan sang putra.

"Enggak apa-apa apanya ma. Itu dari tadi hp mama bunyi terus, tapi kok malah dibiarin aja, gak diangkat-angkat?".

"Eemmm....", nia terdiam tak menyahut.

"Yaudah deh ma. Sini biar aku aja yang angkat teleponnya", kesal bayu berjalan menghampiri mamanya.

Dalam keadaan bugil, bayu beranjak dari kasur. Ia berjalan dengan penisnya yang sudah mengendur ke dekat sang mama. Tak lama, ia berusaha merampas ponsel mamanya yang terus berbunyi. Namun,

"Sini ma, bayu aja yang angkat", pinta bayu.

"Enggak usah deh, biar mama aja yang angkat..", tolak nia.

"Ishh mama, sinii bayu ajaa yang angkat...", paksa bayu.

"Enggak usahh de! Biar Mama aja!", sahut nia dengan tegas.

"Yaudah ma, makanya buruan diangkat!", kesal bayu dengan jawaban mamanya.

Tanpa pikir panjang, nia yang sebenarnya masih ragu untuk menjawab panggilan terus, mau tak mau harus menjawab.

Halo?
Iya. Selamat siang.
Betul. Saya istrinya.
Apa?! Serius pak?!
Aduh... mas haris....
IGD-nya ya pak?
Iya pak baik. Saya akan segera ke sana sekarang juga sama anak saya
Begitulah untaian kalimat yang keluar dari mulut sang mama. Bayu tidak dapat mendengar suara dari seseorang yang sedang menghubungi mamanya lewat ponsel. Hanya saja, ia sekarang menjadi amat cemas, bingung, dan khawatir. Hal itu karena perubahan ekspresi wajah sang mama yang pada awalnya tersenyum kala menjawab telepon hingga di tengahnya sang mama tiba-tiba menampakkan raut muka kaget diserta sedih yang menitikkan air mata. Bayu ingin tahu dan mendengar berita apa yang baru saja didapat mamanya. Sebaliknya, ia sudah menerka-nerka itu berita buruk. Terasa hatinya amat resah menanti mendengar berita tersebut.

### ####

"Pak, kok perasaan ibu tambah gak enak yaa", ucap istri pak paijo menghampiri suaminya yang masih duduk santai di pelataran rumah.

"Ada apa lagi sih bu? Masih masalah haris?".

"Gak tahu nih pak. Daritadi bapak kan tahu perasaan ibu gak enak terua. Dan sekarang kok perasaan ibu malah bertambah gak enak yaa pak", cemas istri pak paijo.

"Yasudah. Sekarang kamu mending tenangin diri kamu, bu. Hari ini haris bakal datang ke sini sendirian. Soalnya, Aku bilang ke dia kalau ibumu udah kangen. Lantas, bapak nyuruh anakmu si haris ke sini".

"Aduh pak, gak usah begitu. Ibu jadi gak enak sama haris", timpal istri pak paijo.

"Bu, bu. Masa kamu sama anak sendiri gak enakkan. Yasudah, mending kamu sekarang istirahat saja sana. Sekalian menenangkan diri", perintah pak paijo kepada istrinya.

Begitulah istri pak paijo sekaligus ibu dari haris, neneknya bayu. Haris merupakan anak semata wayangnya. Karena anak satu-satunya, sejak kecil haris selalu dimanja oleh sang ibu. Itu mengapa ibu haris amat menyayangi putranya karena begitu dekat hubungan mereka. Bahkan, ketika haris bertempat tinggal dan mencari nafkah di Jakarta, ibu haris selalu meminta suaminya untuk menanyakan kabar haris yang ada di Jakarta. Tak hanya itu, terkadang ia meminta sang suamiagar haris mau berkunjung menemui keduanya.

###

Di sebuah rumah sakit negeri di Jakarta siang itu, tampak riuh ramai orang yang berobat. Ada yang menunggu giliran diperiksa, ada pula yang sudah selesai dan pulang menuju rumah masing-masing. Di sisi lain terdapat yang masih atau akan dirawat-inap. Selebihnya, mereka dokter, suster, dan petugas kesehatan lainnya. Atau, mereka yang sedang menunggui dan menengok kerabat yang sedang dirawat karena sakit.

Dari sekian banyak ruang di rumah sakit, terdapat ruang yang hampir menjadi lalu-lalang bagi mereka yang sifatnya darurat 'hampir mati'. Ruangan itu ialah ruang Instalasi Gawat Darurat ( IGD). Di sanalah terdapat para pasien yang sakitnya terbilang sedang darurat dan harus dirawat. Mereka itu seperti yang terkena serangan jantung, gagal nafas, atau muntah darah. Pada dasarnya orang-orang yang berada di sana adalah orang orang yang membutuhkan pertolongan kesehatan dengan cepat.

Tiba-tiba seorang pasien baru masuk. Ia diantar oleh tiga orang lelaki berpakaian kaos berwarna polos dengan menggunakan sebuah mobil ambulans milik sebuah yayasan. Ketika masuk ke IGD ia langsung di tidurkan di sebuah tempat pembaringan guna segera diperiksa dokter jaga di sana. Pasien yang baru masuk ke IGD tersebut dalam keadaan kepala berlumur darah. Kesadarannya pun tak ada. Seorang dokter lelaki dibantu dengan dua orang suster wanita sedang berusaha keras menghentikan pendarahan yang mengalir di kepala pasien yang tak sadar itu. Ruang ICU pun dipersiapkan.

Di luarnya, sekitar 5 orang berkumpul membicarakan pasien yang sedang dalam kondisi gawat darurat itu. Usut punya usut ternyata pasien berkelamin pria tsb merupakan korban kecelakaan. Mobilnya menabrak pembatas jalan. Alhasil, lelaki yang tampaknya terburu-buru tersebut karena lupa memakai sabuk pengaman, kepalanya membentuk stir mobil. Maka, pendarahan dari kepala pun tak dapat terelakkan lagi. Di lain hal, keluarga pasien yang bersangkutan belum juga tiba.

### ##

Masih di sekitaran rumah sakit, terdapat seorang ibu dan anaknya yang berpakaian dengan begitu ala kadar. Tentu penyebabnya mereka terburu-buru dan diselimuti rasa panik yang luar biasa karena pemimpin rumah tangga mereka dikabarkan mengalami sebuah kecelakaan tunggal. Raut wajah keduanya pucat pasi. Mata si ibu sayu habis menangis. Si anak menyiratkan wajah bingungnya seakan tidak percaya bahwa ayahnya mengalami kecelakaan. Langkah keduanya begitu cepat berjalan ke arah ruang IGD usai turun dari transportasi umum, taksi.

"IGDnya dimana yaa pak?", tanya nia memastikan kalau ia tidak salah arah.

"Di sana mba", jawab seorang laki-laki gempal.

"terima kasih pak", ucap nia tak memberi senyum karena suasana hatinya yang sedang sedih.

Sambil berjalan bersama bayu, nia memasuki ruang IGD. Ramainya pasien di sana, nia tidak hiraukan. Meskipun sebetulnya ia kelimpungan mencari sang suami. Maka, Ia lekas bertanya kepada seorang suster yang sedang berjaga.

"Maaf sus, pasien bernama haris di sebelah mana ya?".

"Haris siapa yaa bu?", tanya suster.

"Haris Prawira", ucap nia.

"Oh. pasien tersebut ada di ruang ICU lantai 2 bu."

Tanpa berkata-kata lagi, nia yang pikirannya sudah kosong itu lekas menyeret sang anak ke lantai 2 untuk melihat keadaan sang suami. Bayu sungguh tak bisa berkata apa-apa semenjak mengetahui kabar sang papa mengalami kecelakaan. Pikiran anak itu jadi kemana-mana. Ia berpikir kalau sang papa akan meninggalkan dia selama-lamanya. Karena pikiran itu, mata bayu berkaca-kaca. Anak itu betul-betul khawatir papanya akan meninggal dunia. Padahal, ia belum melihat persis keadaan papanya, hanya bayang-bayang imajiner saja. Sambil menaiki tangga menuju lantai 2 yang sebetulnya bisa menggunakan lift 'elevator', bayu bersama mamanya berjalan tergesa-gesa. Tubuh mereka yang lemas dan perut mereka yang lapar tak sempat lagi terpikirkan. Sesampai di lantai 2, keduanya lekas mencari ruang ICU.

Karena letaknya yang tak begitu jauh dari tangga, nia dan putranya berhasil menemukan ruang ICU. Di sana terdapat seorang lelaki yang mereka tak kenali sedang berdiri di dekatnya. Namun, langkah dan pikiran keduanya langsung tertuju ke arah ruang ICU. Hanya saja, baru mereka ingin masuk ruang yang tertutup rapat itu ternyata diawasi seorang suster. Langkah keduanya pun mau tak mau terhenti.

"Maaf, ibu siapa?", tanya suster mencegah nia dan bayu masuk.

"Saya istrinya pasien ini sus", timpal nia yang sudah tak sabar melihat kondisi sang suami.

"Oh. Maaf ya bu sekali lagi saya mohon maaf, kata dokter yang merawat suami ibu, suami ibu belum boleh ditemui dulu untuk sementara waktu. Suami ibu butuh istirahat banyak sekarang. Untuk sementara ini ibu cukup melihat dari kaca jendela ruang ICU", ucap suster mengingatkan

"Tapi sus, saya kan istrinya sus. boleh yaa suster saya mohon. Saya pengen ketemu suami saya sus...", pinta nia merengek memohon

"Maaf bu, tidak boleh. Lagpula, saya ini hanya melaksanakan perintah dokter", ucap suster meninggalkan nia.

"Suster, suster, sayaaa mohon suster!......", teriak nia lemas.

Tak ditanggapi oleh suster, alhasil nia hanya bisa memandang sang suami yang tak sadar dari kaca jendela ruang ICU. Ia lihat kepala suaminya diperban cukup banyak. Sementara itu, sang suami juga harus memakai alat bantu pernafasan. Mulut dan hidungnya tertutupi masker oksigen yang mengalirkan oksigen agar suaminya tetap bernafas. Di lain hal, banyak terdapat kabel-kabel yang nia tidak mengerti fungsinya. Ia lihat pula sang suami dipasang alat pemantau jantung supaya terkontrol detak jantungnya. Melihat posisi sang suami yang berbaring tak berdaya dan tak sadarkan diri itu, nia amat sedih. Matanya mulai berkaca-kaca memandangi sang suami.

"Mas Harisss, masss.... ini nia mas! Nia datang untuk nengok mas!", teriak nia dengan suara parau menitikkan air mata.

"Mas, jawab dong mas... nia mohon....mas hariiiissss". tangis nia tak tega melihat kondisi sang suami.

Sementara bayu terdiam, bingung melihat kondisi sang papa yang demikian. Anak itu sepertinya shock. Dalam pikirnya mengapa hal mendadak seperti ini bisa terjadi pada sang papa. Apakah ini hukuman dari Tuhan kepada papanya begitulah pikir bayu. Ia yang sudah lelah dan lunglai itu pada akhirnya menitikkan air mata juga. Ia terbawa pada bayang-bayang ketika bersama papanya. Anak itu tak kuasa menahan tak tangis. Ia khawatir papanya bakal meninggal dunia. Kalau benar demikian, ia akan ditinggal sosok yang bisa membimbing dan melindungi.

"Papaaa...... bangun dongg paaa..... bayu mohonn papaa bangun....pa.....", tangis bayu hanya mampu melihat dari kejauhan.

Ibu dan anak itu tak kuasa menahan sedih melihat suami sekaligus ayah sedang tak sadarkan diri dengan kondisi tergantung pada alat-alat. Keduanya mulai cemas akan ditinggal oleh Haris.

### ####

Pak paijo sangat terpukul mendengar sang anak mengalami kecelakaan. Ia yang sudah renta menangisi keadaan putranya meski hanya mendapat kabar. Dari nia pula, ia mendapat kabar kalau putranya sedang dirawat sekarang. Ia pun juga tahu sang anak dalam kondisi tak sadarkan diri. Kini Pak paijo sedang menyalahkan dirinya yang bodoh menyuruh haris pergi berangkat menuju rumah orang tuanya. Kalau saja ia tak menyuruh, mungkin kecelakaan tidak menimpa haris.

"Ris...maafin bapakmu ini riss.....riss...Bapakmu ini sungguh bodoh..bodoh...ris", ucap pak paijo di sebuah rumah sakit di daerah tempat tinggalnya.

Mendapat kabar putranya mengalami kecelakaan tentu
Pak paijo ingin segera ke Jakarta. Hanya saja, sang istri setelah mendengar kabar anaknya mengalami kecelakaan, mendadak pingsan tak sadarkan diri. Sekarang, tak hanya mencemaskan keadaan haris, anaknya, pak paijo juga mencemaskan keadaan sang istri yang tak sadarkan diri. Ia terpaksa membawa istrinya ke rumah sakit karena setelah melakukan tindakan pertolongan pertama kepada orang yang pingsan tak membuahkan hasil. Menurut dokter, istri pak paijo mengalami serangan jantung. Bertambahlah derita pak paijo.

### ####

Di kursi tunggu ruang ICU, bayu menahan kantuk seraya melamun di sore menjelang magrib. Ia mengantuk terlebih perutnya lapar. Namun, ia tak begitu mempedulikan karena baginya kesadaran sang papa yang utama. Anak itu masih mencemaskan papanya yang belum juga sadarkan diri. Di lain hal, sang mama sedang berbicara dengan pria yang berdiri tadi di depan ruang ICU. Dan ternyata pria itu yang membawa papanya kemari. Tak lama pria itu pergi. Kemudian mamanya berpindah berbicara dengan suster. Entah apa yang dibicarakan. Mata bayu yang masih membekas air mata tampak mengantuk berat. Anak itu tak lagi mampu menahan rasa kantuk yang terus menggodanya. Pada akhirnya anak itu memilih duduk sambil tertidur di kursi.

### ####

"Inget ya de. Kamu itu anak yang kuat. Heemm jadii tolong jagain mama untuk papa yaaa. Papa titip mama sama kamu".

"Memangnya papa mau kemana paaa?", tanya bayu amat cemas.

"Papa gak kemana-mana. Papa selalu di hati kalian.
Oh ya de, bilang yaa sama mama. Tolong maafin dosa papa selama ini ".

"Iya pa pasti bayu bilangin. Ayo yuk pa sekarang kita pulang ke rumah", ucap bayu.

"Gak bisa de,....", senyum haris kepada putranya tersayang.

"kok gitu paa?", ucap bayu heran.

"De sampai jumpa suatu hari nanti yaa.... papa titip mamaa.....", senyum haris meninggalkan putranya.

"Paaaaa papaaaaaaa jangannn tinggalin bayu dong paaaaa.......papaaaa!", teriak bayu memanggil papanya yang berjalan meninggalkan dirinya.

"Paaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!", teriak bayu di kursi tempat ia tertidur.

"huh, huh, huh, itu cuma mimpi kan?", bayu bertanya pada dirinya sendiri usai bangun dari tidur.

Akan tetapi, baru ia bilang demikian. Ia melihat para suster dan seorang dokter sedang berkumpul di ruang tempat papanya dirawat. Tak tahu apa yang sedang terjadi, di sisi lain, ia melihat mamanya sedang menangis dengan tangisan yang luar biasa. Ia benar-benar bingung apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama, ia melihat dokter dan suster perlahan meninggalkan tempat dimana papanya dirawat. Pintu ruang yang tadinya tertutup rapat kini terbuka lebar. Di sana ia melihat sang papa seluruh tubuhnya ditutupi selimut, dari kepala hingga ujung kaki. Anak itu terheran-heran. Maka, Ia mencoba bertanya kepada mamanya yang sedang menangis. Sambil berjalan mendekati sang mama, perlahan pikiran anak itu memburuk.

"Ma, papa kenapa maa... kok dokter sama suster tadi masuk?", tanya bayu mulai berkaca-kaca.

"Papaaa kamuu udahhhh meninggal deeeeeee....", ucap nia menangis mendekap erat putranya.

Mendengar jawaban itu, tubuh bayu ingin roboh seketika. Namun, ia ingat pesan papanya dahulu kalau ia anak yang kuat. Tentu tidak boleh ia menangis. Hanya saja, mata yang terus menahan tangis, membuat kaca-kaca air matanya begitu terlihat. Bayu tetap kukuh menahan tangisnya. Ia menjadi pondasi ketika mamanya memeluk dan meluapkan tangisnya karena papanya sekaligus suami dari mamanya telah meninggal dunia.

"Selamat Jalan Papa. Semoga kita dapat bertemu lagi suatu hari nanti", ucap bayu tegar dalam hatinya.

### ######

Tiga Minggu lebih kemudian setelah kematian haris....

Malam itu bayu sedang belajar di kamarnya usai makan malam. Ia amat fokus sekali hingga nyamuk yang menggigitnya ia tidak sadari. Dalam batin anak itu, ia harus rajin belajar supaya sukses di kemudian hari. Terlebih, kini ia yang tidak mempunyai seorang papa. Namun, ia mensyukuri karena memiliki sang mama. Atas dasar itu dan pesan papanya, maka Ia berjanji akan selalu menjaga mamanya. Di tengah ia sedang sibuk belajar, ia mendengar mamanya sedang muntah-muntah. Tentu ia penasaran barangkali saja mamanya sedang sakit. Lekas bayu meninggalkan kamar dan pergi menghampiri mamanya. Ternyata sang mama yang hanya memakai daster seksi berwarna hitam ada di kamar mandi yang pintunya terbuka.

"Mama kenapa ma?", tanya bayu cemas.

"Enggak apa-apa kok de. Mama cuma mual aja. Mungkin kekenyangan", ucap nia kepada putranya.

"Serius ma? apa gak perlu ke dokter?".

"Iya serius. Engga perlu kok de", timpal nia.

Mendengar jawaban itu, bayu kembali ke kamarnya. Sebelum memasuki kamar, ia melihat kakeknya, pak paijo, sedang menonton tv. Pak paijo pindah ke rumah anaknya dan tinggal bersama nia dan bayu usai haris dan istrinya meninggal dunia. Istri pak paijo sempat siuman dua hari setelah haris meninggal. Namun, mengetahui meninggalnya sang putra tersayang membuat keadaannya memburuk. Tak lama istri pak paijo berpulang kehadirat ilahi menyusul putra tercintanya. Pak paijolah yang membiayai hidup nia dan bayu sekarang. Oleh karenanya, ia pindah ke rumah haris. Bisnis jagungnya tetap berjalan sebagaimana mustinya karena di kampung ia percayakan semua kepada pak bejo, buruh taninya.

"Belum tidur kek?", tanya bayu pada kakeknya yang sedang asyik menonton tv.

"belum. lagi seru nih berita politiknya, kamu sendiri udah belajarnya?".

"Belum kek, ini baru mau lanjut lagi hehe", senyum bayu.

Bayu kembali masuk ke kamar untuk melanjutkan belajarnya. Di lain hal, nia, mama bayu, usai ditinggal matinya dihadapkan masalah baru. Ia yang baru saja mual-mual, kemarin hari baru saja tes kehamilan. Dan hasilnya, ia positif hamil. Dalam pikirnya ia cemas tentang siapa anak yang dikandungnya. Terlebih, yang berhasil menanamkan benih ke rahimnya ialah pak broto, suaminya, bayu,...... Wanita itu terus mual-mual.

Sementara itu bayu di dalam kamarnya kerap mendengar suara sang mama muntah-muntah. Alhasil, Ia menjadi penasaran. Maka, bayu mencoba mencari tahu dengan mencari informasinya di internet. Ia hidupkan komputernya. Ia tunggu sebentar hingga layar desktop muncul. Barulah setelah itu ia mengklik mesin pencari/browser. Di dalamnya cukup lama ia gali informasi tentang mengapa mamanya muntah-muntah alias mual terus. Hingga pada akhirnya,

"Hah?! Mamaku hamil.....?!", ucap bayu menyimpulkan dengan cukup terkejut.

Bayu berpikir matang-matang sesaat khawatir dugaanya salah. Namun, akhirnya ia menyimpulkan hal tersebut benar setelah membaca informasi yang dibutuhkannya. Terlebih ia tahu bahwa dirinya, pak broto, dan papanya berhasil menanamkan benih di rahim mamanya ketika bersetubuh. Apalagi saat itu mamanya tidak meminum pil kb. Tahu begitu, bayu jadi malas belajar. Ia memilih tidur di atas kasurnya tepat pukul setengah 9 malam. Sebelum tidur, ia mencoba berpikir positif bahwa anak yang dikandung sang mama adalah anak almarhum papanya, bukan anak pak broto apalagi dirinya. Coba dan coba terus ia meyakini dirinya bahwa anak mama nanti adalah anak papanya.

Selagi menenangkan diri, ia amat bersyukur bahwa 3 minggu terakhir selepas kepergian sang papa tidak ada masalah yang menaungi. Pak broto, pak arso, dan pak bejo tak lagi terdengar kabarnya. Hidupnya kini jadi aman, nyaman, dan tentram. Apalagi ada kakeknya yang siap melindungi menggantikan papanya. Bayu berharap dan berdoa sebelum tidur bahwa semoga hidup dia dan mamanya selanjutnya akan selalu senantiasa damai tak diganggu orang. Tak lupa pula ia berdoa agar selalu urusan keluarganya dipermudah oleh Tuhan.

"Ya, Tuhan semoga hidupku dan mama selalu diberikan kesehatan rasa nyaman, aman, tentram, dan damai. Jauhi kami dari orang-orang jahat. Ya Tuhan permudahlah urusan kami agar selalu kami bisa melalui segala rintangan dan ujian yang Engkau berikan.... Aaamiinnn".

(Tamat)
---------------------------------------------

"Hoaaaaheeeeeeemmm...aduuhhh jadi kebangun, kan. Tidurnya sih di bawah jam 10 malam", ucap bayu seorang diri melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 1 malam.

Lewat tengah malam bayu terbangun karena ia tidur terlalu awal. Anak itu lekas terdiam sejenak seperti ada sesuatu yang menganggu tenggorokannya. Ya, tenggorokannya kering. Ia ingin minum. Lantas segera ia beranjak dari kasurnya yang sudah ia ganti spreinya. Anak itu berjalan melangkah keluar kamar. Tampak di luar kamarnya hening. Ia berpikir sang mama sudah tertidur, begitu juga kakeknya. Maka ia lantas pergi ke dapur. Namun, sebelum pergi ke dapur ia dikejutkan suara desahan yang memang sudah tak asing lagi ia dengar. Suara desahan sang mama. Bayu sontak tersenyum. Ia berpikir mamanya pasti sedang masturbasi karena sang papa telah tiada. Bayu mencoba menengok ke kamar sang mama yang lagi dan lagi selalu ada celah yang terbuka. Dan, amat terkejutnya anak itu.

Sang mama sedang bugil dan dalam keadaan menungging. Buah dadanya berayun cepat. Mulutnya meracau hebat. Pinggulnya bergoyang-goyang menerima penis lelaki tua yang tengah meyodoknya dengan gaya doggystyle. Ya kakeknya sedang memacu penisnya dalam vagina sang mama. Tubuh lelaki paruh baya itu tampak berkeringat membasahi dada seraya terus menggenjot penis dalam liang peranakan mamanya.

"Ohhh niaaa sayyyaaangggg nikmaaatttt sekalii... memekmu masih tetep perettt sayang", lenguh pak paijo.

"Ahhhhh ayaaaahhhh terusss sodokkk memekk niaa pakaaii kontoll ayaah yahhh....", desah nia menerima hujaman penis ayah mertuanya.

"Siaaaappp sayaaanggg uhhh uhhhh dasar lonteeee... aku dah lama gak ngentottt".

Bayu benar tidak menyangka persetubuhan sang mama dan kakeknya kembali terjadi. Ia kini melihat kedua tangan kasar kakeknya sedan meremass kedua buah susu mamanya. Sang mama mendesah nikmat karena lama tak disetubuhi. Bayu bertanya-tanya sejak kapan persetubuhan ini dimulai. Kini ia memandang sang mama dsn kakeknya hampir mencapai klimaks.

"Aaaahhhhhh ayahhhhhhhh", desah nia menerima remasan tangan pak paijo di kedua buah dadanya.

"Ohhhhh niaaa sayaaanggg bapaakk mau ngecrotttt", ucap pak paijo mempercepat pompaan penisnya.

"Aaaahhhh nia jugaaa yaaaahhh", ucap nia mempercepat gerakan pinggulnya.

Sambil tetap mempercepat pompaan penisnya dan remasan kedua tangannya di payudara nia, pak paijo merapatkan tubuhnya dengan tubuh nia. Bunyi gesekan badan mereka yang berkeringat pun terdengar, "plekkk plekkk pleekkk". Mulut pak paijo pun tak mau diam ia mencumbu leher nia di tengah keduanya akan klimaks.

"Aaaaahhh ahhhh ayaaaahhh buruaaann kontollnya sodokkk lebih cepet lagi"; ucap nia menggelinjang.

"Huuuuummm iyyaaaaa memek nia sayang urggggh urghhhh".

"Aaaaaaaahhhhhh yaaaaaahhhh memekk niaaa maauu keluuaaarrr", desah nia tak tahan sodokan penis pak paijo.

"Orgghhhhhh konttolll ayaahhh jugaaa sayaaanggggg".

"Aaaaahhhh ayooo kontolll semburrr memekkk pakaiii sperrrrrrmaaaaaa aaahhhhhh creertrrrrrrt crrussssshhhh", nia mencapai orgasme.

"ohhhhhh nnniiaaaa sayyaangg terima peju ayahh di memmmekkkkmu crotttt crrooottttt".

Nia dan ayah mertuanya baru saja mencapai orgasme mereka. Tubuh mereka menyatu dalam keadaan telanjang. Nia dalam keadaan bugil ditindih ayah mertuanya usai mencapai orgasme. Sperma kental mertuanya pun mengalir dari liang senggama nia yang meluber hingga sisi pahanya. Wanita itu begitu pasrah. Di lain hal, bayu di luar sana yang sedang mengintip. Ia benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kakek dan mamanya. Walau penis anak itu sempat mengeras, dalam hatinya ia risau melihat mama dan kakeknya.

"Bayu, ngapain di situ? Sini kamu lihat mama kamu", panggil sang kakek yang melihat cucunya sedang mengintip.

"Hah?!", bayu kaget karena terpergok

Apa yang bakal terjadi selanjutnya?

Berikut ini link menuju daftar lengkap cerita Mama-ku Wanita Gampangan: Episode Lengkap Mama-ku Wanita Gampangan <-- klik untuk melihat.

Cerpen 17 plus diatas merupakan hasil karya dari Gee13 selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi untuk mempermudah dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...

Klik tuk Kirim Pesan