Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 26)

Cerbung Terbaru Hot Seks berjudul Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 26) ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang terlihat sudah mulai tampak normal kembali setelah rangkaian peristiwa mengejutkan yang terjadi sebelumnya. Penasaran ? Yuk baca aja cerita hot ini.
Cerbung Terbaru Hot Seks
(Cerbung Terbaru Hot Seks)

Perlu diketahui, ini merupakan episode ke dua puluh enam dari 25 bagian yang sudah terbit sebelumnya. Silahkan baca-baca dulu chapter yang sebelumnya agar Anda tidak bingung.

Berikut ini link menuju daftar cerita Mama-ku Wanita Gampangan yang lengkap: Episode Lengkap Mama-ku Wanita Gampangan <-- klik untuk melihat.
***
Sabtu pagi ini begitu sejuk dan dingin, sedangkan tidak turun hujan semalam. Hal itu yang sedang dirasakan bayu. Tampaknya bukan suhu udara pagi yang dirasakan anak itu, melainkan sejuk hatinya menyadari ia dapat kembali bangun pagi di rumah sendiri. Akhir-akhir ini, ia begitu malas untuk bangun pagi, kecuali untuk urusan sekolah. Namun, semenjak kembali ke rumah tercinta dan berkumpul bersama papa dan mama, ia jadi begitu bersemangat untuk bangun pagi. Apalagi, hari ini ia berencana lari pagi bersama papa dan mamanya.

Usai bangun, tampak di kamarnya bayu yang belum mandi sedang mengenakan kaos hitam polos dan celana training panjang. Dengan hanya modal mencuci muka dan menggosok gigi, anak itu pelan-pelan memakaikan pakaiannya sendiri. Ia merasa mandi itu lebih baik setelah berolah raga, ketimbang sebelum olahraga karena nanti berkeringat lagi. Di sisi lain juga ia memilih pakaian yang cukup sederhana untuk dikenakan, namun cukup enak dilihat. Barulah setelah merasa dirinya tampil cukup keren, ia keluar kamarnya. Ketika berada di luar kamar, ia melihat suasana dalam rumahnya begitu sepi dan hening. Ia menduga jangan-jangan orang tuanya lupa kalau hari ini mereka berencana lari bersama atau, jangan-jangan keduanya terlambat bangun.

Hanya saja, ia melihat pintu kamar orang tuanya terbuka lebar. Di dalamnya kosong tanpa seorang pun. Ia menjadi bertanya-tanya kemana orang tuanya. Maka, ia coba telusuri seluruh ruangan, dari dapur hingga ruang tamu. Namun, tidak juga ia temukan. Pikirannya jadi buruk. Ia beranggapan orang tuanya meninggalkan dirinya sendirian di rumah. Sontak seketika pikiran itu berubah ketika ia melihat di balik jendela ruang tamu yang gordennya sudah terbuka. Ia memandang papa dan mamanya sudah berada di depan rumah. Tampaknya mereka sedang pemanasan sambil menunggu bayu. Tahu begitu, bayu buru-buru mengambil sepatu larinya yang di dalamnya terdapat kaos kaki yang lusuh dan sedikit bau. Dengan perasaan cuek, Ia kenakan kaos kaki yang tak lama dicuci itu secara tergesa-gesa. Selanjutnya barulah ia kenakan kedua sepatunya yang masih cukup elok. Nampak seiring pertumbuhan usianya, sepatu yang cukup tua ia miliki itu makin sempit ia kenakan. Bayu tak begitu peduli. Langsung saja ia mengikatkan simpul tali sepatunya kuat-kuat agar tidak terlepas.

Di depan rumah,
"Bayu kok lama banget ya pa?", tanya nia sembari pemanasan meliak-liukkan tubuhnya ke kiri dan kanan.

"Tunggu aja ma, sebentar lagi paling", jawab haris sedang sibuk dengan ponselnya.

Haris sedang mengecek pesan di ponsel miliknya karena pak arso baru saja mengabarkan kalau dia sudah berangkat menuju rumah orang tua Haris di Garut. Pak arso juga memberitahukan kalau haris tak perlu repot-repot meminta orang tuanya melayani pak arso dengan baik. Terlebih, pak arso punya villa pribadi di sana di mana haris pernah berkunjung. Setelah mengecek pesan pak arso di ponselnya, haris sontak melihat sang istri yang sedang pemanasan sebelum lari. Tampak sang istri memakai kaos putih polos yang sedikit transparan karena begitu terlihat tali bra yang mengait di tubuh wanita itu. Tak hanya hal tersebut, dari depan tubuh sang istri, haris dapat melihat cup bra tersebut menopang dan membopong buah dada nia yang ukurannya cukup besar. Belum lagi celana pendek hitam sang istri yang meskipun tidak ketat, namun bokong padat dan bulat milik istrinya tersebut sedikit terpampang jelas. Haris pun terkagum-kagum melihat istrinya.

"Ma, kamu makin seksi aja ya...." puji haris tersenyum menatap tubuh sang istri

"Ah, dari dulu memang begini kali pa. Papa aja kali yang baru sadar sekarang.." balas nia yang tak sabar menunggu bayu, putranya.

"Enggak kok ma. Papa serius kali ini".

"Yaudah deh pa, mujinya entar aja. Sekarang mendingan papa panggilin bayu gih, suruh dia cepetan. Kalau enggak, kita bisa kesiangan larinya ini", sahut nia kepada suaminya.

"Iya deh ma".

Nia agak tersenyum ketika sang suami memuji dirinya. Dalam hatinya terdapat sedikit penyesalan yang cukup mendalam tentang hal yang menimpa dirinya selama tidak berada di sisi sang suami. Penyesalan tersebut tentu tidak bisa ia umbar kepada suaminya. Dia tidak tahu apa jadinya jika sang suami mengetahui hal tersebut. Maka, atas pertimbangan yang cukup matang mengenai baik buruknya, nia lebih menyimpan hal itu dalam-dalam saja.

"Kamu kenapa baru sadar sekarang sih mas? aku kan dari dulu udah begini. Gak ada yang berubah juga kok. Kamu ini memang selalu terlambat mas, diriku ini, istrimu, sudah mengkhianatimu kemarin. Istrimu ini sudah kotor. Aku sudah ditiduri laki-laki lain mas. Mereka laki-laki mesum itu dengan bebas menumpahkan cairan maninya ke liang peranakanku ini, termasuk ayahmu sendiri. Beruntung, setidaknya aku masih bisa mencegahnya supaya mereka tidak bisa menghamiliku...... Akan tetapi......., sebelum semalam, setelah kita berbaikan, dan kamu menumpahkan spermamu di dalam vaginaku, ada seorang laki-laki lain yang sudah menanam benihnya lebih dulu ke rahimku mas. Tentunya kalau begitu Aku hanya berharap benih laki-laki tersebut tidak berhasil aku buahkan dan hanya benihmu yang berhasil. Semoga pula sel spermamu mengalahkan sel sperma laki-laki itu. Namun, kalaupun nantinya itu tidak terjadi, aku berharap dengan sangat, kamu mau membesarkan anak yang bukan anakmu ini mas....walaupun aku tidak akan pernah memberitahumu tentang status anak itu nanti", ucap nia dalam hatinya yang penuh kegalauan.

"Bayu! Udah belum?! Buruan de! kalau enggak nanti kita kesiangan nih!" teriak haris memanggil putranya

"Iyaa pa! sebentar aku nutup pintu rumah dulu.." sahut bayu menutup pintu rumahnya.

Setelah selesai memakai sepatu, bayu lekas keluar dan tak lupa menutup pintu rumahnya. Lalu dengan langkah cepat bayu menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya dari tadi. Namun, ketika sudah di dekat mereka, selain melihat wajah papanya yang sudah siap, Bayu melihat wajah sang mama yang begitu risau. Mata sang mama seperti orang linglung dan tidak begitu bersemangat. Bayu pun jadi bertanya-tanya apa yang sedang dirasakan dan dirisaukan mamanya.

"Yuk, langsung lari aja yuk..keburu siang nih", ajak nia kepada suami dan putranya.

"Iya nih, yuk de, mama kamu udah nungguin kamu tuh sampai gak sabaran gitu" sahut haris membujuk bayu

"Iya, yuk ma, pa, kita langsung lari aja".

Keluarga kecil itu pun akhirnya lari pagi bersama mengelilingi komplek perumahan dimana mereka tinggal. Mereka berlari sambil bercerita lucu seraya membangkitkan kembali romantisme keluarga yang sempat hilang. Haris dan nia lari membarengi bayu yang larinya cukup lambat. Keduanya juga mengatur nafas mereka masing-masing. Di lain hal, bayu malah sibuk memperhatikan buah dada sang mama yang berayun-ayun ketika berlari. Ia juga merasa bukan hanya dia yang memperhatikan, tetapi semua lelaki yang ia lihat sepanjang jalan. Mata mereka terlihat mengamati sang mama. Wajahnya tampak sangat bernafsu dan ingin sekali mencicipi payudara mamanya. Oleh karenanya, Bayu menjadi sedikit terganggu karena sang mama dipandangi begitu. Ingin sekali dalam hati bayu memukul para lelaki yang berpandangan mesum tersebut.

#############

Di tempat lain, tampak seraya menyambut pagi pak paijo sedang menyeduh secangkir teh hangat dengan pisang goreng buatan istrinya sambil menyaksikan berita di televisi. Sementara sang istri menemani di sisinya selagi melipat pakaian yang ia jemur kemarin hari.

"Atasannya haris jadi ke sini pak?", tanya istri pak paijo.

"Jadi bu. Paling siangan dia ke sini", balas pak paijo seraya mengamati televisi sambil mengunyah pisang goreng di mulutnya.

"Kita sediain apa nih pak untuk bosnya anak kita, terutama untuk makan siangnya", tanya kembali istri pak paijo.

"apa aja deh bu. Si haris juga pesen ke aku gak usah repot-repot. Itu juga permintaan bosnya sendiri".

"Oh yasudah kalau maunya begitu", ujar istri pak paijo menyudahi aktivitasnya.

Istri paijo usai melipat pakaian membawa pakaian tersebut ke lemari yang ada di kamarnya. Sementara Pak paijo tetap asyik menonton televisi seraya menggonta-ganti chanel dengan remot yang ada di genggaman telapak tangannya. Lelaki paruh baya yang hobinya nonton berita politik di pagi hari tersebut, tiba-tiba malah menyaksikan berita olahraga. Amat jarang sekali pak paijo menyaksikan berita olahraga, sedangkan ia tidak begitu menyukai olahraga apapun jenisnya. Ya kalaupun ada berita olahraga yang ia sukai, paling-paling berita tentang bulutangkis, salah satu ikon cabang olahraga populer di Indonesia. Namun, kali ini beda persoalan. Ternyata bukan tentang berita olahraganya, melainkan presenter wanitanya yang cantik dan seksi.

"Cantik juga ini yang bawain acara... adduhh, jadi kepengenkan nih. Ohhh nia, menantuku sayang, kapan kamu ke sini? Ayah kangen berhubungan badan dengan kamu nih..", ucap pak paijo menatap resah penisnya yang tegang.

Karena terlalu serius memperhatikan, akhirnya kemaluan lelaki itu berdiri di pagi hari. Penis tersebut mengacung seolah-olah ingin keluar dari balik celana pak paijo. Alhasil, pak paijo jadi bingung bagaimana menuntaskannya. Aneh sekali kalau ia bilang ke istri tentang apa yang dialaminya sekarang. Maka, buru-buru saja ia ganti chanel lain supaya batang kemaluannya itu mengendur.

Selagi masih menonton televisi, tiba-tiba terdengar sahutan dari depan rumah pak paijo. Suaranya tidak begitu asing di telinga pak paijo yang kian hari kian sulit mendengar karena usianya yang sudah menua.

"Pak paijo! Pak! Pak paijo! Pak!" teriak pak bejo dari depan rumah pak paijo

"Aduh, si bejo ini pagi-pagi udah ganggu waktu santaiku saja. Padahal, hari ini dia sudah aku beri libur...hemmm" ucap pak paijo mencoba menghampiri pak bejo

"Treeekkkkkkkkkk" pak paijo membuka pintu rumahnya

"Ada apa kamu bejo pagi-pagi udah main ke rumah saya, sedangkan sudah saya kasih libur kamu hari ini" gumal pak paijo melihat pak bejo di depan rumahnya.

"Eh iya pak, maaf. Saya cuma mau tanya, apa jadi bosnya haris ke sini?", tanya pak bejo ingin tahu sekali.

"Terus kalau aku jawab iya, apa urusannya dengan kamu jo?".

"Hehe. Enggak kok pak saya cuma kepengen tahu aja" balas pak bejo menggaruk kepalanya.

"Yasudah. Kamu pulang sana gih. Nikmati liburmu sebaik mungkin. Biar nanti kalau bekerja kamu bisa maksimal", pesan pak paijo.

"Iya pak makasih. Mari saya pamit duluan".

Pak bejo pun meninggalkan halaman depan rumah pak paijo yang tampak bersih sekali. Dalam perjalanan pulang, ia tersenyum-senyum tak jelas. Entah apa yang ada dibenak pikirannya. Di sisi lain, setelah memastikan pak bejo pergi, pak paijo lekas masuk ke rumahnya kembali. Ia terheran-heran ada apa dengan pak bejo yang bertanya tentang bosnya haris. Cukup dibuat penasaran dirinya. Mendadak muncul istrinya bertanya sesuatu,

"Pak, aku kok dua-tiga hari belakangan ini mimpiin si haris ya?" tanya istri pak paijo dengan raut wajah cemas

"Heeemm. Itu mah kamu kangen sama anakmu bu", sahut pak paijo tersenyum.

"Aku sih awalnya ngira sih begitu pak. Tapi, anehnya kenapa perasaanku malah gak enak ya?", balas istri pak paijo.

"Aduh bu. Jangan kamu pikir macam-macam. Gak baik seperti itu. Doakan saja anakmu itu selalu diberikan kesehatan dan keselamatan", hentak pak paijo.

"Iya deh pak".

###########

Bayu dan orang tuanya sedang melepas lelah di sebuah jajanan kaki lima di daerah rumahnya. Tampak mereka juga akan sarapan di sana. Saat sama-sama melepas lelah, bayu memperhatikan wajah sang mama yang terlihat lelah, namun tidak juga berubah, sama seperti ia melihatnya ketika di depan rumah. Ia pun ingin bertanya apakah jangan-jangan sang mama masih memikirkan persetubuhannya dengan pak broto kemarin hari. Namun, ia ragu karena ada papanya. Tiba-tiba sang papa menerima panggilan telepon.

"ma, aku jawab panggilan telepon dulu di luar ya?", ucap haris keluar tempat jajanan seraya mencari sinyal.

"Iya pa", sahut nia mempersilahkan.

Bayu terhenyak sejenak setelah sang papa keluar. Ia sudah tak sabar daritadi ingin lekas saja bertanya kepada mamanya. Maka, setelah tahu papanya akan keluar, ia langsung bertanya.

"Ma, kok daritadi wajah mama aku lihatin kayak ada pikiran gitu?", tanya bayu menatap mata sang mama dengan penuh keingintahuan.

"Enggak kok de. Gak ada apa-apa", jawab nia menyangkal.

"Serius nih ma. Mama masih kepikiran sama yang kemarin-kemarin itu?", tanya bayu kembali

Nia terdiam sebentar. Ia ragu menjawab pertanyaan sang putra. Dalam lubuk hatinya, ia sungguh malas bercerita dan berbicara apa yang sudah dilakukannya selama ini kepada putranya. Tapi, apa boleh buat. Kini, hanya bayu yang bisa diajak bicara dan paling mungkin untuk membantunya untuk berbicara jujur dengan sang suami. Ia coba terus pikir matang-matang sebelum menjawab pertanyaan sang putra karena dalam dirinya juga masih ada semacam ketakutan rumah tangganya akan retak kembali. Di sisi lain, lagi dan lagi ini waktu yang pas dan jalan satu-satunya untuk melegakan batin yang selama ini terbebani dosa yang belum diketahui sang suami.

############

Sambil fokus menyetir menuju tempat tujuannya, pak arso bersiul-siul seraya menghibur diri dan mengusir kantuk. Ingin ia setel musik melalui setelan musik yang ada di dalam mobilnya. Namun, ia tidak mempunyai dvd apalagi flashdisk yang menyimpan kumpulan lagu kesukaannya. Kalaupun menyetel radio, ia tidak begitu suka dengan musik sekarang yang tidak cocok dengan selera lawasnya. Apalagi mendengar berita, itu dapat membuatnya jenuh dengan hingar-bingar politik yang tak jelas dan dimengerti oleh pak arso.

"Aduh si pak broto kok gak ada kabar ya. Wah, jangan-jangan dia udah menemukan nia, terus dia keasyikan genjot terus-terusan tuh perempuan di rumahnya. Awas aja ye tuh orang berhasil ngebuntingin si nia duluan".

Penasaran tak ada kabar dari pak broto yang terakhir kali memberitahukan nia sudah tiada di tempat kosnya, pak arso pun mencoba menghubungi. Hanya saja, ponsel pak broto tidak aktif.

#############

"Huuhhhhh...akhirnya sampai rumah juga yaa pa", ucap nia melemparkan tubuhnya ke sofa karena begitu lelah.

"Alaah mama, baru lari segitu aja udah cape hehe", ledek haris.

"Ihhh papa mah, mama serius tahu", gerutu nia.

"Iya deh papa percaya hehe", senyum haris

Ketika orang tuanya sudah berada di dalam rumah, bayu masih berada di halaman depan rumahnya. Dia sedang memikirkan sesuatu tentang bagaimana memberitahu sang papa kalau mamanya sudah pernah ditiduri lelaki lain. Bagi bayu, hal tersebut perlu disampaikan secara hati-hati. Apalagi papanya belum tahu sama sekali. Kalau tidak demikian, bayu menduga rumah tangga papa dan mamanya akan retak lagi.

Di lain hal, nia barusan menceritakan semua yang dialaminya kepada bayu ketika sang suami tidak di dekat keduanya. Dalam pikir wanita itu, ia ingin melepaskan beban dosa yang ditanggungnya dengan cara bicara jujur kepada suaminya. Akan tetapi, dia sungguh tak berani. Ia khawatir rumah tangganya yang sudah akur bisa kembali pecah gara-gara pengakuan jujurnya nanti. Kalaupun dipendam, ia terus terbayang-bayang dan terbebani pikirannya. Beruntung, sang putra menawarkan bantuan. Putranya, bayu, mengatakan ia mau menjadi perantara mamanya untuk bercerita kepada sang papa. Bagi nia, ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa diharapkan.

"Pa, mama mandi dulu yaa....", ucap nia letih kepada suaminya

"Iyaa maa", jawab haris yang sedang membuka ponselnya kembali.

Sambil terduduk di atas empuknya sofa, Haris kembali membuka ponselnya dan ternyata terdapat pesan singkat dari sang ayah, pak paijo. Dalam pesan singkat tersebut, ayahnya menginginkan haris bersama putra dan istrinya mengunjungi ayah dan ibunya di Garut. Bukan apa-apa, itu karena ibu haris memendam rindu di balik kekhawatiran kepada sang putra. Haris pun berpikir sejenak setelah membaca pesan singkat tersebut. Di tengah lamunan dan pikirannya itu, bayu melintas di depannya. Ia melihat wajah sang putra yang tampak kebingungan.

"De, ada apa? kok wajah kamu bingung begitu?" sapa haris kepada anaknya.

"Emmmm.... pa, aku boleh cerita sesuatu gak", ucap bayu sedikit ragu.

"Boleh dong. Ayo sini-sini, duduk deket papa", bujuk haris.

"Iya pa".

"Ayo kamu mau cerita apa nih sama papa?", tanya haris tersenyum

"Pa, papa tahu gak, selama papa enggak ada, mama selalu diganggu sama laki-laki lain?", ucap bayu serius.

"Hah? Enggak, ini aja papa baru tahu dari kamu", ucap haris terkejut menatap nanar mata sang anak yang sedang bercerita.

"Iya pa, jadi mama tuh sering diganggu sama laki-laki yang katanya suka sama mama. Ya jelas aja mama nolak mentah-mentah karena gak tahu siapa laki-laki gak jelas tersebut. Eh, tapi, sama laki-laki itu dipaksa juga mama ikut sama dia. Mama sempet ngelawan, tetapi laki-laki itu megang tangan mama kuat banget... yah mama ketarik deh ".

"Hah? terus? Terus?", haris penasaran.

"Untungnya aja ada aku. Aku bantuin tuh mama. Aku pegang deh sebilah kayu gede buat mukul itu orang supaya menjauhi mama. Untungnya orang itu gak tahu karena aku mukulnya tiba-tiba. Ya jadinya pingsan itu orang aku pukul", ucap bayu terbata-bata

"Oh.. bagus dong kalau begitu", timpal haris.

"Lah, kok bagus pa? Udah tahu kan mama diganggu....", tanya bayu bingung.

"Bukan begitu, itu tandanya kamu bisa jagain mama kamu", senyum haris.

"Oh...".

"De, terima kasih ya udah jagain mama selama papa enggak ada. Papa harap kamu bisa selalu jagain mama kamu. Enggak kayak papa kamu ini, yang malah nyakitin mama. Papa juga yang bikin mama sama kamu menderita pasti karena harus pontang panting ke sana kemari dengan uang sedikit di luar sana. Sementara papa malah asyik-asyikan sendiri. Sampai sekarang tuh de, papa masih terus dihantui rasa bersalah sama mama", ucap haris berkaca-kaca.

"Papa,....", bayu menatap mata papanya.

"Terima kasih ya de udah jagain mama untuk papa. Sekarang papa percaya, kalau papa gak ada di rumah, ada kamu, anak laki-laki satu-satunya yang bisa papa percaya dan papa banggakan untuk nemenin mama selalu".

"Kok papa ngomongnya gitu sih pa...?", ucap bayu khawatir.

"Iya, papa ngomong begitu supaya ada yang selalu jaga mama kalau papa enggak ada di rumah. Lagipula kalau bukan kamu de, siapa lagi yang jagain mama? Sementara papa kan selalu sibuk. Eh iya maafin papa juga ya de kalau ada janji papa yang sering batal sama kamu dan mama", haris tiba-tiba memeluk erat putranya dengan menitikkan air mata.

Mendengar ucapan sang papa, mata bayu berkaca-kaca. Namun, ia tidak ingin menitikkan air mata karena ia merasa sebagai anak yang kuat. Ia yang sebenarnya tidak paham betul persoalan yang dialami rumah tangga papa dan mama kini sudah ikut terlibat. Ia benar-benar tak mengerti apa yang telah terjadi kemarin hari, saat sang papa berpisah sejenak dengan mama. Namun, bagi bayu itu tak berguna lagi. Yang jelas sekarang ia harus menjaga agar senantiasa papa dan mamanya selalu bersama.

"Ciee ada apa nih papa sama anaknya lagi pelukan. Kangen-kangenannya belum selesai ya?", senyum nia dengan handuk melilit tubuhnya usai mandi.

"ihh si mama malah dicie-in udah tahu kita berdua lagi serius nih", sahut haris melihat istrinya hanya berbalut handuk.

"Iya nih mama", timpal bayu.

Haris pun melepaskan pelukkannya dari sang putra. Ia tersenyum lega karena secara tidak langsung ia juga sudah melepaskan beban yang dirasakannya selama ini. Namun, suasana hatinya tiba-tiba berubah melihat nia yang membaluti tubuh telanjangnya dengan handuk. Penis laki-laki itu tiba-tiba mengeras. Ingin sekali ia menerkam tubuh sang istri yang masih montok dan sintal itu. Belum lagi haris melihat buah dada sang istri yang terlihat tersumpal oleh handuk yang menutupi.

"Bayu... sini....", panggil nia kepada putranya.

"Iya ma", lekas bayu berjalan.

Sesampai di dekat sang mama, mamanya berbisik,

"Kamu udah ngomong sama papa yaa?" bisik nia penasaran sekali di telinga sang putra.

"Iya ma", jawab bayu mengangguk.

"Terus apa tanggapan papa?", nia berbisik kembali.

"Enggak papa kok ma. Papa malah seneng justru mama sudah jujur", balas bayu berbohong membisiki sang mama".

Nia tersenyum menatap suaminya setelah mengetahui jawaban tersebut dari sang putra. Ia benar tak percaya suaminya tidak marah kalau dirinya pernah tiduri lelaki lain. Sebaliknya haris yang tak mengerti makna senyuman sang istri yang dilemparkan kepadanya membalas dengan senyuman juga. Kemudian Haris perlahan berjalan menghampiri anak dan istrinya. Tak lama untuk kesekian kalinya haris merangkul nia dan bayu.

#########

Pagi menjelang siang, usai peristiwa mesra yang singkat antara haris dan keluarganya, di dalam kamar, terlihat haris sedang rapi-rapinya dengan kaos berkerah dan celana jins santai. Pemimpin keluarga itu berencana pergi menemui ayah dan ibunya di Garut seorang diri. Haris memilih demikian karena tak ingin lama-lama berada di sana. Ia tidak mau mengajak bayu dan nia karena kalau diajak malah lain lagi ceritanya. Tentunya keberadaan haris di sana untuk menemui orang tuanya, terlebih sang ibu yang khawatir. Sekalian pula ia akan menemui atasannya, pak arso.

Di lain hal, nia amat setuju dengan pendapat sang suami. Ia tak mau kesana karena khawatir ia akan disetubuhi lagi oleh pak paijo dan pak bejo. Apalagi, pak arso juga ada di sana. Nia lebih memilih bersantai di rumah bersama sang anak. Ia juga bisa menikmati hari-hari tenangnya di rumah karena selama ini ia tidak mendapatkan iitu ketika berada di luar. Meskpun demikian, nia membantu kelengkapan sang suami yang akan berangkat ke Garut.

"Pa, papa enggak lama-lama kan di sana?", tanya nia memperhatikan sang suami yang bersiap-siap.

"Enggak kok ma. Kalau udah beres ya udah pulang".

"beneran nih?".

"Sehari doang kok sayang, malam nanti aku udah pulang kok", ucap haris mencubit pipi sang istri.

"Eh iya pa, bayu gak di kasih tahu kalau papa mau ke rumah kakeknya?", tanya nia.

"Jangan deh ma. Nanti dia malah maksa mau ikut lagi. Bakal repotkan?".

"Iya deh pa kalo begitu", timpal nia.

Haris lekas berpamitan dengan istrinya setelah dirinya merasa sudah siap untuk berangkat. Keduanya pun melangkah pelan-pelan keluar rumah supaya bayu yang berada di dalam kamar tidak mengetahuinya. Nia yang mengantarkan sang suami ke depan, tak lupa memberi kecupan manis dan mengingatkan agar hati-hati di jalan. Sementara Haris pun tak lupa berpesan agar nia baik-baik di rumah bersama bayu. Lekas setelah berpamitan kedua kalinya di depan rumah, haris masuk ke mobilnya yang sudah terparkir di luar. Ia lantas menghidupkan mesin sejenak dan tak lama ia jalankan mobilnya berangkat menuju tempat tujuan. Tak lupa ia memberikan lambaian kepada nia, istrinya, sebagai tanda perpisahan. Nia pun juga membalas lambaian tersebut, hanya saja,

"aduh, kok perasaan aku enggak enak begini yaa..... heemm perasaan aja kali kayaknya...", ucap nia berjalan masuk ke rumah.

Setelah melepas sang suami, nia mencoba untuk beristirahat di kamarnya. Terlebih, ia juga masih lelah usai lari pagi bersama haris dan bayu. Nia yang memakai pakaian lengkap, kaos dan celana pendek, merobohkan dirinya di atas kasur yang cukup lama ia tinggalkan. Perlahan-lahan wanita itu tertidur di kasurnya.

BERSAMBUNG

Berikut ini link menuju daftar cerita Mama-ku Wanita Gampangan yang lengkap: Episode Lengkap Mama-ku Wanita Gampangan <-- klik untuk melihat.

Cerpen 17plus diatas merupakan hasil karya dari Gee13 selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi untuk mempermudah dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...

Klik tuk Kirim Pesan