Cerita Dewasa Bersambung Seks Terbaru yang berjudul Aku dan Iparku (Bagian 7) ini mengisahkan tentang petualangan seorang suami yang sebelumnya sudah ngembat adik ipar, sekarang beralih ingin mengembat kakak iparnya juga. Penasaran ? Yuk baca aja cerita sex ini.
![]() |
Cerita Dewasa Bersambung Seks Terbaru |
Untuk membaca cerita lengkapnya, silahkan lihat daftar episode cerita Aku dan Iparku disini:
- Aku dan Iparku The Series <-- klik untuk melihat.
***
Dua bulan sudah pelatihanku selesai ditutup, bersamaan dengan ditutupnya pelatihan yang diikuti Ani. Ah, tidak usah kuceritakan bagaimana serunya pelatihan kami, kawan. Kalian pasti sudah bisa mengira-ngira apa yang terjadi selanjutnya di kamar 221 yang penuh kenangan itu. Ani memindahkan semua barangnya di kamarku, dengan alasan kepada teman sekamarnya bahwa suaminya datang ikut menginap. Jadilah apa yang terjadi, dan terjadilah hal-hal yang kami inginkan. Dan kini dua bulan sudah kenangan itu berlalu.
Kata orang, cinta dan nafsu adalah dua variable yang sangat berbeda jauh. Dalam cinta ada nafsu, namun kau tidak bisa menemukan cinta di dalam nafsu, begitu katanya. Cinta orientasinya adalah ingin membahagiakan, sedangkan nafsu orentasinya adalah ingin memiliki. Lantas, berada di manakah posisiku ketika orientasiku adalah ingin memuaskan iparku? Mungkin kalian bisa mengecapku sebagai orang yang maruk, maniak seks, rakus, atau apalah, yang pasti jatah yang kuberikan kepada Arni, istriku, tidak pernah berkurang baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kini setelah dua bulan pelatihan, aku menjadi semakin terobsesi pada Kak Umi, ataupun adik iparku Ima yang baru menikah. Entah bagaimana mereka berada di bawahku dan menikmati setiap perbuatanku kepada mereka. Aku tidak sabar ingin meguji, apakah kebolehanku dalam membuat Ani terkapar berlumur cairannya juga bisa terbukti untuk mereka. Setidaknya Ani dan Arni telah merasakan bagaimana keperkasaanku. Tetapi entah kapan kesempatan itu datang, karena aku sibuk sekali menghadapi audit di instansiku.
Drrrttt…..
Lamunanku buyar. Ponselku bergetar karena ada pesan BBM masuk. Rupanya Ping dari kak Umi. Wah, tiba-tiba ada yang mengeras di bawah sana.
Iya, Kak. Ada apa?
Printermu jadi, Kang? Printer di rumah rusak
Entah kenapa senyumku mengembang sendiri. Kini aku tahun targetku selanjutnya. Terima kasih, Pak Haryo. Sepertinya aku telah mengetahui siapa korbanku selanjutnya. Saatnya membuktikan kebenaran ceritamu.
Siapa Pak Haryo? Kenapa bisa ada Pak Haryo? Ceritanya begini, ketika kami pelatihan, aku berkenalan dengan salah seorang peserta diklat dari luar pulau namanya Pak Haryo, sekitar 50 tahun-an. Dia adalah seorang kepala staf di kantornya. Kami ditempatkan satu team selama diklat hingga kami banya terlibat diskusi ringan hingga berat. Mulai seputar tugas kelompok, hingga kebijakan-kebijakan pemerintah. Pernah suatu ketika dalam diklat hari keempat kami mengerjakan tugas hingga jam 11.30 malam. Entah sudah berapa kali Ani mengirimkan chat yang menggoda. Pak Haryo yang mengira istriku sedang rindu langsung mengalihkan topic diskusinya, hingga kami mulai terlibat diskusi tentang kehidupan ranjang.
Dari sinilah aku mengetahui kalau ternyata pak Haryo ini adalah seorang petualang sex. Setiap kali dia melakukan tugas perjalanan dinas, pasti dia pernah menumpahkan spermanya di atas tubuh wanita. Wow. Aku kagum dan takjub padanya. Dalam diklat ini saja, dia telah pernah meniduri pemateri pusat yang sedang mengawasi pekerjaan kami. Setelah ku tanyakan apa rahasianya, ternyata dia pernah membeli obat perangsang ketika dia kunjungan kerja ke Jepang, dan tetap berlangganan hingga kini.
Setelah melalui bujukan dan alasan yang didrmatisir, akhirnya Pak Haryo bersedia ketika aku memesan obat itu padanya. Seminggu setelah pelatihan aku mendapatkan paket di kantorku, dan benar saja, isinya tiga buah botol ukuran 10ml cairan perangsang, entah apa mereknya karena bahasa Jepang semua.
“Hati-hati…cukup setetes saja, maksimal dua tetes, atau kamu bakalan kewalahan.” begitu bunyi WA pak Haryo ketika ku konfirmasi pengirimannya.
Jadi kok, Kak. Memangnya mau make sekarang?
Iya. Si Arni ada di rumah?
Ada.
OK. Sip.
Ku simpan ponselku dan kembali menekuni rutinitasku. Entah mengapa aku jadi tidak sabar ingin segera pulang ke rumah, tetapi tentu saja tidak bisa. Aku mungkin jahat dalam bidang perkelaminan, tetapi maaf, kawan. Aku sangat anti korupsi, termasuk korupsi waktu. Itulah sebabnya aku biasa menjadi pegawai yang paling cepat tiba di kantor dan paling telat pulang. Ketika banyak teman di bidangku sudah membeli mobil, aku justru tidak bisa menerima tunjangan yang aku rasa tidak pernah kulakukan pekerjaannya. Maaf, kawan. Aku tidak sok suci, tetapi memang inilah aku.
Drrrrtttt……Drrrtttt…..
Kali ini panggilan masuk dari kak Umi.
“Halo, kak?” tanyaku.
“Kang….Arni gak ada di rumah, katanya ada di rumahnya tante Has.” Jawab kak Umi. Seperti biasa, suaranya dibuat se dramatis mungkin. Kakak ipar tertuaku ini adalah orang yang paling manja bersaudara. Dialah yang paling cepat sedih dan paling sensi bila ada sesuatu. Bila mereka berempat berkumpul, justru kak Umi lah yang sering dikira anak bungsu.
“Aduh…gimana, nih…? Ya udah. Aku telpon Arni dulu, ya?” kataku.
“Iya….”
Ku tutup ponselku lalu kuhubungi istriku.
“Halo, Kang?”
“Sayang, Kamu di mana?” tanyaku.
“Kan aku di rumahnya tante Has. Dia kan mau akikahan besok. Mama juga udah ada di sini”
Ah, aku lupa.
“Kak Umi ada di rumah, sekarang. Kamu masih lama?” tanyaku.
“Masih dong, sayang. Ini pekerjaan banyak banget karena mau akikahan. Tante Has mau ngundang banyak orang”
“Ya udah….Kamu jangan capek ya, sayang? Gak usah maksain kerja” himbauku.
“Iya…kamu juga ya”
“OK. Udah ya? I Love U” kataku. I Love U memang telah menjadi hal yang wajib dalam hubungan kami. Entah berapa puluh kali ku ucapkan kalimat itu dalam satu hari sejak dari hari pertama kami menikah.
“Iya…..aku juga. Malu jawabnya, banyak orang hehehe……”
Ku tutup ponselku dan ku BBM Kak Umi.
Emang Penting bangwt, Ya, Kak?
Penting banget, lah. Harusnya tadi ngeprint di kantor tetapi malah lupa.
Kak Umi bisa nungguin? 20 menit lagi aku pulang.
Ya udah. Aku balik dulu ke rumah, ya? Ntar aku datang lagi.
OK sip
Pukul 17.03 aku bergegas meniggalkan kantor bersama rekan-rekan yang lain. Ku putuskan untuk menjemput istriku di rumah tante Has, tetapi justru dia minta izin menginap dengan alasan kerepotan kalau harus pulang. Ku iyakan saja izinnya. Setelah beberapa saat akupun pulang ke rumah. Selesai mandi, istriku BBM katanya kak Umi mau datang habis Magrib. Ku BBM kak Umi untuk memastikan.
Ping! Ku ping dulu Kak Umi.
Ya?
Kakak jadi ke sini?
Besok aja deh, aku takut.
Hadeh……Kakak iparku yang satu ini, mskipun dia yang tertua tapi dia yang paling penakut di antara saudaranya.
Kan ada Papanya Liza bisa nganter.
Kan udah dua hari Papanya Liza di luar kota.
Lha. Trus anak-anak?
Di rumah tante Has sama mama. Aku juga mau ke sana tapi takut, ehehehe
Gini aja. Aku jemput kakak ke sini ngeprint, trus abis itu barengan kita ke rumah tante Has. Soalnya besok aku ada rapat penting. Jadi kalo mau ngeprint ya malam ini aja.
Iya, deh. Boleh
Aku girang. Ku siapkan dulu es teh di dalam botol lalu ku teteskan obat itu dua tetes dan ku simpan di rak pintu kulkas. Aku tau persis kak Umi setiap datang dirumahku pasti yang pertama dikunjungi adalah kulkas nyari apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam mulut. Seringai jahatku mengembang membayangkan entah apa yang akan terjadi nanti. Ku keluarkan motorku dan segera meluncur ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 km dari rumahku.
Kata orang, cinta dan nafsu adalah dua variable yang sangat berbeda jauh. Dalam cinta ada nafsu, namun kau tidak bisa menemukan cinta di dalam nafsu, begitu katanya. Cinta orientasinya adalah ingin membahagiakan, sedangkan nafsu orentasinya adalah ingin memiliki. Lantas, berada di manakah posisiku ketika orientasiku adalah ingin memuaskan iparku? Mungkin kalian bisa mengecapku sebagai orang yang maruk, maniak seks, rakus, atau apalah, yang pasti jatah yang kuberikan kepada Arni, istriku, tidak pernah berkurang baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kini setelah dua bulan pelatihan, aku menjadi semakin terobsesi pada Kak Umi, ataupun adik iparku Ima yang baru menikah. Entah bagaimana mereka berada di bawahku dan menikmati setiap perbuatanku kepada mereka. Aku tidak sabar ingin meguji, apakah kebolehanku dalam membuat Ani terkapar berlumur cairannya juga bisa terbukti untuk mereka. Setidaknya Ani dan Arni telah merasakan bagaimana keperkasaanku. Tetapi entah kapan kesempatan itu datang, karena aku sibuk sekali menghadapi audit di instansiku.
Drrrttt…..
Lamunanku buyar. Ponselku bergetar karena ada pesan BBM masuk. Rupanya Ping dari kak Umi. Wah, tiba-tiba ada yang mengeras di bawah sana.
Iya, Kak. Ada apa?
Printermu jadi, Kang? Printer di rumah rusak
Entah kenapa senyumku mengembang sendiri. Kini aku tahun targetku selanjutnya. Terima kasih, Pak Haryo. Sepertinya aku telah mengetahui siapa korbanku selanjutnya. Saatnya membuktikan kebenaran ceritamu.
Siapa Pak Haryo? Kenapa bisa ada Pak Haryo? Ceritanya begini, ketika kami pelatihan, aku berkenalan dengan salah seorang peserta diklat dari luar pulau namanya Pak Haryo, sekitar 50 tahun-an. Dia adalah seorang kepala staf di kantornya. Kami ditempatkan satu team selama diklat hingga kami banya terlibat diskusi ringan hingga berat. Mulai seputar tugas kelompok, hingga kebijakan-kebijakan pemerintah. Pernah suatu ketika dalam diklat hari keempat kami mengerjakan tugas hingga jam 11.30 malam. Entah sudah berapa kali Ani mengirimkan chat yang menggoda. Pak Haryo yang mengira istriku sedang rindu langsung mengalihkan topic diskusinya, hingga kami mulai terlibat diskusi tentang kehidupan ranjang.
Dari sinilah aku mengetahui kalau ternyata pak Haryo ini adalah seorang petualang sex. Setiap kali dia melakukan tugas perjalanan dinas, pasti dia pernah menumpahkan spermanya di atas tubuh wanita. Wow. Aku kagum dan takjub padanya. Dalam diklat ini saja, dia telah pernah meniduri pemateri pusat yang sedang mengawasi pekerjaan kami. Setelah ku tanyakan apa rahasianya, ternyata dia pernah membeli obat perangsang ketika dia kunjungan kerja ke Jepang, dan tetap berlangganan hingga kini.
Setelah melalui bujukan dan alasan yang didrmatisir, akhirnya Pak Haryo bersedia ketika aku memesan obat itu padanya. Seminggu setelah pelatihan aku mendapatkan paket di kantorku, dan benar saja, isinya tiga buah botol ukuran 10ml cairan perangsang, entah apa mereknya karena bahasa Jepang semua.
“Hati-hati…cukup setetes saja, maksimal dua tetes, atau kamu bakalan kewalahan.” begitu bunyi WA pak Haryo ketika ku konfirmasi pengirimannya.
Jadi kok, Kak. Memangnya mau make sekarang?
Iya. Si Arni ada di rumah?
Ada.
OK. Sip.
Ku simpan ponselku dan kembali menekuni rutinitasku. Entah mengapa aku jadi tidak sabar ingin segera pulang ke rumah, tetapi tentu saja tidak bisa. Aku mungkin jahat dalam bidang perkelaminan, tetapi maaf, kawan. Aku sangat anti korupsi, termasuk korupsi waktu. Itulah sebabnya aku biasa menjadi pegawai yang paling cepat tiba di kantor dan paling telat pulang. Ketika banyak teman di bidangku sudah membeli mobil, aku justru tidak bisa menerima tunjangan yang aku rasa tidak pernah kulakukan pekerjaannya. Maaf, kawan. Aku tidak sok suci, tetapi memang inilah aku.
Drrrrtttt……Drrrtttt…..
Kali ini panggilan masuk dari kak Umi.
“Halo, kak?” tanyaku.
“Kang….Arni gak ada di rumah, katanya ada di rumahnya tante Has.” Jawab kak Umi. Seperti biasa, suaranya dibuat se dramatis mungkin. Kakak ipar tertuaku ini adalah orang yang paling manja bersaudara. Dialah yang paling cepat sedih dan paling sensi bila ada sesuatu. Bila mereka berempat berkumpul, justru kak Umi lah yang sering dikira anak bungsu.
“Aduh…gimana, nih…? Ya udah. Aku telpon Arni dulu, ya?” kataku.
“Iya….”
Ku tutup ponselku lalu kuhubungi istriku.
“Halo, Kang?”
“Sayang, Kamu di mana?” tanyaku.
“Kan aku di rumahnya tante Has. Dia kan mau akikahan besok. Mama juga udah ada di sini”
Ah, aku lupa.
“Kak Umi ada di rumah, sekarang. Kamu masih lama?” tanyaku.
“Masih dong, sayang. Ini pekerjaan banyak banget karena mau akikahan. Tante Has mau ngundang banyak orang”
“Ya udah….Kamu jangan capek ya, sayang? Gak usah maksain kerja” himbauku.
“Iya…kamu juga ya”
“OK. Udah ya? I Love U” kataku. I Love U memang telah menjadi hal yang wajib dalam hubungan kami. Entah berapa puluh kali ku ucapkan kalimat itu dalam satu hari sejak dari hari pertama kami menikah.
“Iya…..aku juga. Malu jawabnya, banyak orang hehehe……”
Ku tutup ponselku dan ku BBM Kak Umi.
Emang Penting bangwt, Ya, Kak?
Penting banget, lah. Harusnya tadi ngeprint di kantor tetapi malah lupa.
Kak Umi bisa nungguin? 20 menit lagi aku pulang.
Ya udah. Aku balik dulu ke rumah, ya? Ntar aku datang lagi.
OK sip
Pukul 17.03 aku bergegas meniggalkan kantor bersama rekan-rekan yang lain. Ku putuskan untuk menjemput istriku di rumah tante Has, tetapi justru dia minta izin menginap dengan alasan kerepotan kalau harus pulang. Ku iyakan saja izinnya. Setelah beberapa saat akupun pulang ke rumah. Selesai mandi, istriku BBM katanya kak Umi mau datang habis Magrib. Ku BBM kak Umi untuk memastikan.
Ping! Ku ping dulu Kak Umi.
Ya?
Kakak jadi ke sini?
Besok aja deh, aku takut.
Hadeh……Kakak iparku yang satu ini, mskipun dia yang tertua tapi dia yang paling penakut di antara saudaranya.
Kan ada Papanya Liza bisa nganter.
Kan udah dua hari Papanya Liza di luar kota.
Lha. Trus anak-anak?
Di rumah tante Has sama mama. Aku juga mau ke sana tapi takut, ehehehe
Gini aja. Aku jemput kakak ke sini ngeprint, trus abis itu barengan kita ke rumah tante Has. Soalnya besok aku ada rapat penting. Jadi kalo mau ngeprint ya malam ini aja.
Iya, deh. Boleh
Aku girang. Ku siapkan dulu es teh di dalam botol lalu ku teteskan obat itu dua tetes dan ku simpan di rak pintu kulkas. Aku tau persis kak Umi setiap datang dirumahku pasti yang pertama dikunjungi adalah kulkas nyari apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam mulut. Seringai jahatku mengembang membayangkan entah apa yang akan terjadi nanti. Ku keluarkan motorku dan segera meluncur ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 km dari rumahku.
BERSAMBUNG
Untuk membaca lanjutannya, silahkan lihat daftar episode cerita Aku dan Iparku disini:
Untuk membaca lanjutannya, silahkan lihat daftar episode cerita Aku dan Iparku disini:
- Aku dan Iparku The Series <-- klik untuk melihat.
Cerbung Porno diatas merupakan hasil karya dari Tomame selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi untuk mempermudah dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...