Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 21)

Cerita Dewasa Bersambung 17 Plus berjudul Mama-ku Wanita Gampangan (Bagian 21) ini mengisahkan tentang seorang istri hampir berstatus janda namun dikelilingi oleh pria baik namun berotak kotor. Ia bahkan tengah berada di dalam sebuah jebakan untuk digangbang alias digarap oleh 2 pria sekaligus. Penasaran ? Yuk baca aja cerita ini.
Cerita Dewasa Bersambung 17 Plus
(Cerita Dewasa Bersambung 17 Plus)

Perlu diketahui, ini merupakan episode ke dua puluh satu dari 20 bagian yang sudah terbit sebelumnya. Silahkan baca-baca dulu chapter yang sebelumnya agar Anda tidak bingung.

Berikut ini link menuju daftar cerita Mama-ku Wanita Gampangan yang lengkap: Episode Lengkap Mama-ku Wanita Gampangan

***
Seorang guru lelaki duduk melamun di kelas kala siswa-siswinya sedang sibuk kepalang mengerjakan tugas yang baru saja ia berikan. Bukannya memperhatikan anak didik, pikirannya terbang mengawang-ngawang tak karuan memikirkan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

“heem..Ibu dari murid laki-lakiku itu bikin kontol ini dari tadi keras terus. Nyesel juga ketemu kalau ujungnya begini” sesal guru lelaki itu dalam hatinya.

Dia adalah pak yono, guru matematika yang bertemu bayu dan mamanya ketika sarapan di dekat sekolah. Lelaki berusia 50 tahun itu dikenal galak di mata murid-muridnya. Ia tidak segan-segan menghukum murid yang berulah ketika dia mengajar ataupun mendapat nilai kurang baik. Ia tidak bermain fisik. Lelaki itu lebih sering mengomeli murid-muridnya. Namun, ia terkadang memberi hukuman, seperti memanggil orang tua murid yang bersangkutan supaya diberi teguran. Bagi guru lelaki itu apa yang diperbuatnya semata-mata untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah.

“Pak, pak, pak!?” sapa seorang murid.

Pak yono terkaget ketika sapaan itu terus terdengar berulang masuk ke telinganya. “Eh, kamu bayu. Ada apa ya?” ucap guru lelaki itu dengan gelagapan.

“saya mau ke kamar mandi pak” ucap bayu pelan

“Oh yasudah silahkan, tapi jangan lama-lama” sontak pak yono menjawab

“Eh iya pak, aku mau tanya sekalian. Masalah nilai ulangan matematikaku yang jelek bagaimana ya?” tanya anak itu menatap mata pak yono

Pak yono berpikir sesaat ketika sang murid bertanya pada dirinya. Tak lama keluar ucapan dari bibir hitamnya. “Bapak juga lagi bingung nih. Masalahnya di kelas ini cuma kamu yang perlu perbaikan. Nanti bapak pikirin lagi ya, kamu mending di kasih tugas atau ujian perbaikan”

“Tugas aja ya pak. Soalnya kalo ujian remedial nanti kalo nilainya jelek lagi bagaimana” pinta bayu memelas.

“Yasudah nanti bapak pikirkan lagi” tukas pak yono memandang wajah bayu.

Mendengar jawaban sang guru, bayu baru pergi ke kamar mandi. Sepanjang langkahnya ia menyesali mengapa nilai matematikanya dia yang mendapat nilai kurang baik. “Mungkin karena aku terlalu sibuk memikirkan papa dan mama” ucapnya dalam hati.

Di lain hal, Nia yang berencana pergi ke kantor pak arso untuk melamar pekerjaan tiba-tiba urung di tengah jalan. Entah apa yang menggugurkan niat yang pada awalnya begitu bersemangat. “Heeeem mending gak usah deh, pasti pak arso udah berniat macam-macam di sana. Kenapa aku hampir ketipu begini ya? Mungkin karena aku terlalu membutuhkan pekerjaan” pikir wanita itu sambil berjalan perlahan. Menurut nia, pak arso yang mau menerima dirinya bekerja secara cuma-cuma pasti ada maunya. Di sisi lain, wanita itu amat malas bertemu haris, lelaki yang masih sah suaminya, di kantor pak arso. Jika melihat wajah suaminya, ingin sekali wanita itu untuk segera bercerai. Nia mulai kembali memikirkan nasibnya. Entah kemana ia harus mencari pekerjaan demi semua yang diinginkannya.

Waktu pun berlalu................

Pak arso, lelaki kurus hitam tinggi berkumis itu bingung mengapa nia belum juga datang saat hari yang mulai menjelang siang. Penisnya sudah amat mengeras. Padahal, ia sudah berencana meniduri wanita itu hari ini. Maka, ia menjadi tidak fokus di meja kerjanya yang dipenuhi berkas. Tak lama haris, anak buahnya, mengetuk pintu ruangannya.

“Tuk, tuk, tuk” suara ketukan tangan haris di pintu ruangan pak arso

“Masuk!” teriak pak arso mempersilahkan

Dengan tangan kosong haris masuk ke ruangan atasannya tersebut. “Itu masalah sama bapak saya bagaimana ya pak? saya masih belum paham.” tanya haris berdiri di hadapan pak arso

Pak arso lantas menatap haris yang sedang berdiri. “Ayo sini kamu duduk dulu” ucap pak arso mempersilahkan haris duduk.

Tanpa basa-basi haris langsung duduk di kursi yang biasa ia gunakan ketika berbicara dengan pak arso. Ia memandang atasannya sedang cukup sibuk dengan berkas yang musti ditandatangani. Tak lama, pak arso berhenti sejenak.

“Saya sudah hubungi bapakmu ris. Rencananya saya bakal kekediaman bapakmu untuk meninjau langsung perkebunang jagung miliknya” ucap pak arso memandang haris

“Oh begitu pak. Apa perlu saya temani pak untuk kunjungan kesana?” tanya haris

Dengan tenang pak arso menjawab, “Oh tidak perlu. Saya bisa berhubungan langsung dengan bapakmu ris. Bukan bermaksud melangkahi, kunjungan saya juga nanti hari kerja. Kamu nanti fokus saja dengan kerjaanmu ris. Saya tidak mau merepotkan kamu. Lagipula, masalah ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaanmu juga”

“Yasudah pak kalau begitu. Kalo begitu, saya boleh kembali ke tempat saya kan pak?” ucap haris berdiri dari kursi tempat ia duduk.

“Ya silahkan lanjutkan pekerjaanmu kembali” perintah pak arso yang mulai bekerja kembali.

Dengan langkah tidak terburu-buru haris keluar dari ruangan pak arso. Ia menggaruk kepalanya terasa ada sesuatu yang masih menyangkut dan belum tersampaikan.

Sementara itu pak broto di kediamannya amat cemas dengan kepergian nia. Dia mondar-mandir di teras rumahnya. Sesekali ia membaca koran yang sudah dibacanya berulang-ulang. Pak broto khawatir nia bakal diganggu lagi oleh laki-laki bernama pak arso yang pernah berurusan dengannya dahulu. Tak lama, pak broto melihat nia berjalan masuk ke arah tempat kosnya. Dengan sigap pak broto menghampiri wanita itu.

“Nia, nia, nia” teriak pak broto memanggil berulang-ulang nama wanita yang sudah ia tiduri itu.

“Eh pak broto, ada apa ya pak? kok kelihatannya buru-buru gitu menghampiri saya?” tanya nia heran menatap wajah pak broto

Pak broto mengambil nafas sejenak. Tak lama ia bertanya, “kamu dari mana? Kok rapi banget penampilannya?”

Nia terdiam sejenak. Ia tidak mungkin mengatakan kalau ia baru saja berniat melamar pekerjaan di kantor pak arso. Terpaksa wanita itu berbohong. “Ini pak saya habis jalan-jalan sebentar ketemuan sama temen-temen saya”

Pak broto tidak begitu percaya. Namun, ia tidak terlalu menggubris. Baginya, nia sudah kembali itu saja sudah cukup. “oh begitu toh” ucap pak broto tersenyum.

“Yasudah pak. saya mau kembali ke tempat kos saya. Mari pak....” pamit nia meninggalkan pak broto

“iya mari...” balas pak broto.

Di dalam tempat kosnya nia mengganti pakaiannya dengan kaos berkerah berwarna putih. Roknya ia ganti dengan celana pendek yang memperlihatkan paha putih mulusnya. Usai berganti pakaian, nia istirahat di ranjang sambil memikirkan apa langkah yang akan ia ambil selanjutnya.

Sementara pak broto yang sudah kembali ke rumahnya sedang memikirkan dari mana nia pergi tadi. Sambil terduduk di kursi yang berada di ruang tamu ia berpikir. Dia menduga kalau nia sedang melamar atau mencari pekerjaan dengan pakaian serapi itu. Lelaki itu tersenyum. “Nia, nia, aku semakin suka sama kamu sayang kalo kamu berbohong padaku” ucap lelaki paruh baya itu mengelus penis yang berdiri.

Sementara di sekolah, bayu sudah kembali ke kelasnya usai dari kamar mandi. Ia kembali duduk di tempat duduknya. Tak lama, pak yono memanggilnya. “Bayu! Ke sini sebentar!” teriak sang guru. Murid-murid yang lain terdiam dan terheran mengapa bayu di panggil ke depan. “Yang lain lanjutkan pekerjaan yang bapak berikan” perintah pak yono ke semua murid yang berada di dalam kelas.

Bayu bingung mengapa guru matematikanya tersebut memanggilnya. “Ada apa ya pak?” tanya bayu agak takut.

“Gini bayu, masalah yang tadi kamu tanyakan. Menurut bapak kamu sebaiknya diberi tugas saja. Khawatir kalau dikasih ujian perbaikan nanti kamu mendapat nilai kurang baik lagi” ucap pak yono menjelaskan

“Baik pak kalau begitu jadinya” lega hati bayu membalas.

“Tapi, bapak mau ketemu ibumu dulu supaya kamu bisa dikontrol dan besok-besok tidak mendapatkan nilai kurang baik lagi” ucap pak yono kembali

Bayu terdiam sejenak.

“Kamu gak usah khawatir. Bapak bakal ngomong baik-baik sama ibumu kok.. hehe” ucap pak yono tersenyum.

“Terus bapak mau ketemu ibu saya kapan?” tanya bayu

“Bapak boleh minta nomor telepon ibumu?” pinta pak yono dengan manis kepada bayu

Tak berlama-lama bayu memberikan nomor telepon mamanya kepada guru matematikanya tersebut. Setelah itu, bayu kembali ke tempat duduknya kembali.

Sementara itu di kantor haris masih menunggu orang yang dimaksud pak arso sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Hatinya bertanya-tanya siapakah gerangan orang tersebut. Ketika dirinya sedang sibuk demikian, tiba-tiba pak arso keluar dari ruangannya.

“Ris, saya keluar dulu ya. Ada seseorang yang mau saya temui” ucap pak arso berdiri di dekat haris

“Baik pak. Oh ya pak, orang yang bapak maksud kok belum datang ya?” tanya haris sedikit heran

Pak arso berpikir sejenak, sontak ia mengatakan, “Oh itu, gak jadi ris sepertinya. Yasudah kamu tidak usah terlalu memikirkan orang yang maksud itu lagi, oke?”

“Heem baik pak kalo begitu” jawab haris lugas.

Pak arso lalu berjalan meninggalkan haris. Laki-laki tersebut pergi meninggalkan kantor dengan mobilnya. Entah ke mana tujuan pak arso.

Nia di kamarnya sedang asyik berguling-guling tidak karuan di atas ranjangnya. Ia sibuk memikirkan pekerjaan yang harus segera ia dapatkan. Ia juga memikirkan harus diapakan hubungannya dengan sang suami yang sudah semakin tak jelas statusnya. Tak lama pikiran wanita itu terbang mengawang mengingat kembali momen persetubuhan yang telah ia lalui. Ia coba ingat kembali satu per satu laki-laki yang sudah menidurinya.

“heem suka kesel sendiri kalo keinget ditidurin sama pak bejo. Itu kan pertama kali aku ditidurin laki-laki yang bukan suami sendiri. Tapii... terkadang aku suka nikmatin juga persetubuhan tersebut. Apalagi waktu disetubuhi sama pak arso atau pak broto. Uhh.. penis mereka besar-besar banget. Apalagi kalo udah nyembur, banjir banget di vaginaku huummmm” ucap nia seorang diri sambil mengelus selangkangan miliknya dengan telapak tangan kanan.

Sementara itu Pak broto di kediamannya sedang menyambut siang dengan menonton televisi sambil menikmati secangkir teh hangat. Dengan berbalut kaos singlet putih dan kain sarungnya ia kadang tersenyum dan serius memerhatikan tiap chanel tv yang tiap kali ia saksikan. Namun, perlahan ia jenuh juga.

“Aduhh kalo begini ceritanya jadi bingung mau ngapain. Heemm jadi kepengen ngentot si nia nih hehe... Kira-kira nia sedang apa ya sekarang” tanya pak broto seorang diri sambil tertawa kecil

Tak lama lelaki tersebut berdiri dari kursinya dan beranjak melihat ke arah halaman rumahnya. Pak broto melihat seorang lelaki yang seumuran dengannya sedang berdiri melirik kesana kemari. Ia merasa pernah melihat lelaki tersebut. Khawatir lelaki tersebut berniat jahat, pak broto mencoba menghampirinya.

“Maaf pak ada apa ya?” tanya pak broto berjalan pelan mendekati laki-laki tersebut

“Oh kamu lagi. Ternyata kamu tinggal di sini” ucap lelaki tersebut

Terdiam sejenak, pak broto mencoba mengingat lelaki yang dirasa pernah dilihatnya tersebut. “Heem saya baru ingat kamu laki-laki yang pernah menganggu nia, kan? mau apa kamu ke sini lagi?” tanya pak broto dengan amarah mulai memuncak.

“Tenang pak. Saya tidak mau ribut dengan bapak. Perkenalkan saya arso, atasan suami nia” ucap pak arso memperkenalkan dirinya.

“Yasudah langsung saja ada urusan apa kamu kesini?” tanya pak broto kepada pak arso

Pak arso mencoba menahan dirinya yang sedikit kesal dengan gaya pak broto. Kemudian ia bertanya, “Saya cuma mau bertanya, apa nia ada di tempat kosnya?”

“Untuk apa bapak bertanya demikian, mau ganggu nia lagi?” ketus pak broto

“Bukan pak, saya heran mengapa nia tak jadi ke kantor saya. Padahal, dia berencana hari ini mau ke kantor” jawab pak arso singkat

“Ohh yasudah nanti pesan bapak saya sampaikan” timpal pak broto.

“Heem kalo begitu saya pamit pulang saja pak. Ini kartu nama saya supaya diberikan kepada nia” pamit pak arso sambil menyodorkan kartu namanya yang ia ambil sejenak dari dompetnya.

Pak broto lantas menerima sodoran kartu nama tersebut. Ia memandangi pak arso yang berjalan melangkah meninggalkan halaman rumahnya.

“sialan, ternyata laki-laki tersebut tinggal di dekat nia tinggal. Kalau begitu susah deh buat nidurin nia lagi kalo begini ceritanya heeemmmmm” kesal pak arso berjalan memasuki mobilnya.

Sementara pak broto kembali masuk ke dalam rumahnya usai memastikan lelaki tersebut pergi. Di dalam rumah, perut pak broto terasa lapar. Hari yang sudah memasuki siang membuatnya berganti pakaian. Ia hendak menengok rumah makan miliknya seraya menyantap siang sekalian di sana. Dengan kemeja coklat tua disertai celana panjang berbahan kain berwarna hitam lekas ia tinggalkan rumahnya. Tak lupa ia kunci pintu. Dengan berjalan kaki perlahan langkahnya pergi meninggalkan rumah.

Sementara bayu sedang memasuki masa pulang sekolah. Ia duduk termenung di kelas seperti memikirkan sesuatu saat temannya satu per satu mulai meninggalkan kelas. “Heemmm kepengen tidur sama papa sehari aja. Tapi, apa dibolehin sama mama ya?” ucap bayu seorang diri. Tak lama anak itu keluar dari kelas. Di luar kelas ia mencoba duduk di dekat kelasnya sembari menunggu sang mama. Namun, sang mama tak jua datang setelah cukup lama ia menunggu dan sekolah mulai sepi. Tiba-tiba muncul guru matematikanya, pak yono.

“Eh bayu, kok belum pulang?” tanya pak yono heran

“Tahu nih pak. Mama belum jemput juga” jawab bayu singkat

Melihat bayu yang sudah menunggu lama, pak yono menawarkan pulang bareng. “Yasudah bareng bapak aja yuk. Kebetulan bapak juga mau pulang” tawar sang guru dengan wajah ramah

“Emm beneran nih pak?” tanya bayu tidak tidak percaya

“Ya beneran, masa bapak bohong” ucap pak yono meyakinkan

Pada akhirnya bayu mengikuti langkah guru matematikanya menuju tempat parkir. Anak itu melihat pak gurunya menghampir sebuah sepeda motor skutik. Dengan sepeda motor skutik itu meluncurlah bayu pulang bersama sang guru.

Sementara di kantor haris tengah menikmati jam istirahat di meja kerjanya. Tetiba melintas sang atasan dengan wajah ketus. Memandanginya, haris tak berani menyapa. Ia hanya menyaksikan pak arso masuk ke ruangannya. Kemudian laki-laki itu terhanyut sejenak.

“Tuh beneran kan si nia. Dia gak bisa gugat cerai aku. Lah dia aja enggak punya cukup uang. Lagipula bayu aja sekolah aku yang ngasih duit heem” ucap haris membanggakan dirinya.

Lelaki itu sepertinya memang tidak ada niatan mempertahankan rumah tangganya. Ia masih saja berdiri kukuh di atas egonya. Haris menganggap dirinya mempunyai kuasa lebih atas istri dan anaknya sehingga seolah ia bisa berbuat sesuka hatinya, termasuk selingkuh. Tak lama ia berkata,

“Kepengen deh ngurus bayu seorang diri... tapi kalo begitu sih aku yang seharusnya gugat cerai nia dong fiuuhh” keluh haris dalam hatinya

Tak lama, pak arso memanggilnya. “Haris! Kemari sebentar!” teriak pak arso

“Baik pak” sahut haris yang sontak terkaget.

Haris lalu masuk ke ruangan pak arso. Di sana pak arso langsung menatapnya. “Ada apa ya pak?” tanya haris keheranan

“tolong belikan saya makan siang di luar. Ini uangnya. Saya rasa kamu pandai memilih makan siang yang enak untuk saya” perintah pak arso dadakan

Haris mendekati pak arso sambil menerima uang yang diberikan atasannya tersebut. “huum ahh bapak bisa saja. Oke kalo gitu saya bakal belikan makanan yang enak untuk bapak hehe” ucap haris terheran kepada pak arso. Laki-laki tersebut lantas pergi meninggalkan ruangan atasannya dan beranjak keluar kantor dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan lelaki itu terkadang memikirkan nasib keluarganya yang masih tak menentu. Timbul dalam niatnya untuk menceraikan nia.

Sampailah haris di sebuah rumah makan yang cukup ramai. Di sana ia mencoba memesan nasi bungkus. Seorang lelaki paruh baya dengan tanda pengenal bernama broto mendekatinya dan bertanya, “Sudah memesan pak?” tanya laki-laki tersebut

Haris pun lantas menjawab sambil jari kanan telunjuknya menunjuk seseorang, “Oh sudah pak sama mas-mas yang di sana itu”

Sambil menunggu haris malah terlibat perbincangan dengan lelaki paruh baya tersebut.

“Ramai yaa pak yang beli di sini” ucap haris

“Ohh iyaa pak. Saya juga sampai kerepotan ngurus rumah makan ini” jawab lugas lelaki tersebut di dekat haris

“Emm??” respon haris heran

“Oh ya saya pak broto yang punya rumah makan ini” jawab pak broto dengan wajah sumringah

“Haha ternyata saya lagi ngobrol sama yang punya rumah makan” sahut haris tersenyum tak menyangka

Tak lama pesanan haris tiba. Pak broto yang ia ajak ngobrol tadi lantas ia abaikan begitu saja. Tak lupa ia membayar makanan yang ia beli di kasir. Tiba-tiba pak broto yang sedikit terlupakan oleh haris menyahut, “Sering-sering ke sini pak”

“Oh?! Iya pak. Mari pak saya duluan” pamit haris menyahut kembali dengan tersenyum.

Haris pun membawa plastik putih yang berisikan nasi bungkus ke dalam mobilnya. Lantas ia kembali menuju kantornya. Di kantor, pak arso dengan sabar menanti kedatangan haris. Sesekali ia mengutak-atik ponselnya sembari menunggu. Terkadang ia mencorat coret sebuah kertas dengan tulisan atau gambar yang tidak karuan. Kesibukan tersebut membuat pak arso tak terasa bahwa haris sudah kembali dari apa yang baru saja diperintahkannya.

“Permisi pak, ini pesanan bapak. Dijamin enak deh pak hehe” ucap haris sambil masuk ke ruangan pak arso dengan terburu-buru tanpa mengetuk pintu. Ia khawatir atasannya tersebut keburu lapar.

“Waduh. Masa sih? Loh? Kok cuma satu? Kamu enggak beli sekalian ris?” tanya pak arso heran ketika melihat bungkusan makanan yang disodorkan anak buahnya.

“Iya pak. saya lagi gak ada nafsu makan nih. Makanya saya beliin untuk bapak saja” ucap haris

Sambil membuka bungkusan tersebut, pak arso lantas langsung menyantap makan siangnya “Oke yasudah kalo memang begitu maunya kamu. Yaudah deh ris saya makan dulu ya”

“Iya pak. Saya tinggal dulu ya pak” balas haris meninggalkan pak arso yang sedang menyantap makan siangnya.

Di tengah menikmati makan siangnya, pak arso mendapat panggilan tak dikenal dari ponselnya “Siapa sih lagi asyik-asyik makan telepon...” ucap lelaki itu melihat sejenak ponselnya. Nomor yang menghubungi pak arso pun tak dikenal. Namun tetap ia jawab panggilan tersebut dengan menghentikan sejenak makan siangnya. Raut wajah pak arso begitu serius menjawab dan menanggapi panggilan tersebut. Perbincangan pun agak lama terjalin. Pada awal pembicaraan begitu amat serius, namun perlahan mencair dengan ditutup oleh senyuman disertai gelak tawa kecil dari pak arso. Entah siapa yang menghubungi pak arso dan apa yang dibicarakan. Setelah perbincangan usai, Pak arso kembali melanjutkan santap siangnya.

Di tempat kos, nia yang sedang berbaring di ranjang mulai tampak cemas karena putranya belum jua pulang. Wanita itu khawatir terjadi apa-apa dengan bayu. Tak lama terdengar suara motor dari luar. Kemudian terdengar suara bayu menyahut dari depan pintu tempat kosnya. “Ma, aku pulang!” Mendengar sahutan tersebut, nia langsung keluar kamarnya dan membuka pintu tempat kosnya. Nia cukup kaget, bayu sedang bersama seorang lelaki paruh baya berambut ikal dengan bibir hitam disertai perut tambunnya. Wanita itu merasa pernah bertemu lelaki tersebut.

“Ma, aku pulang. Eh iya, aku pulang bareng pak yono, guru matematika yang kita ketemu tadi pagi di di dekat sekolah nih” ucap bayu berbicara di dekat sang mama.

“Eh, iya pak. Makasih udah nganterin bayu ya pak” ucap nia dengan ramah kepada pak yono yang masih menaiki motornya

“Oh gapapa bu. Lagipula saya satu arah juga dengan bayu. Oh yaa bu saya duluan ya, masih ada urusan lain yang musti dikelarin” balas pak yono ke nia dengan senyuman sambil mulai menggas motornya kembali

“oh. Yasudah pak. terima kasih banya sekali lagi” ucap nia kepada pak yono

Nia dan bayu pun menyaksikan pak yono yang langsung pergi begitu saja. Keduanya lalu masuk ke tempat kos mereka.

Nia memperhatikan sang putra yang sedang beres-beres usai pulang sekolah. Wanita itu lalu bertanya, “kamu udah makan siang?” tanya nia dengan penuh perhatian.

Bayu yang sedang sibuk meletakkan buku-bukunya kembali lantas menjawab, ”belum ma, makan apa dong ma?” tanya bayu berbalik

“Heeemmm mama pikir dulu ya” ucap nia sambil memikirkan di tengah kondisi keuangannya yang kritis.

Bayu merebahkan tubuhnya di ranjang tak lama ia berucap, “Yaudah deh ma, aku istirahat dulu aja. Nanti kalo sudah tahu bagaimana makan siangnya bangunin aku saja” balas bayu yang sebenarnya tahu kondisi keuangan sang mama.

Nia pun terdiam sejenak sambil memperhatikan sang putra yang sedang berbaring di ranjang.

Di luar tempat kos mereka, pak broto berjalan membawa plastik putih dengan isi yang cukup padat. Entah apa yang dibawa lelaki itu. Ia melangkah tidak kembali ke rumahnya, melainkan ke tempat kos nia. Lelaki itu lalu mengetuk pintu kos wanita itu. Nia yang berada di dalam langsung menyambut ketukan pintu tersebut dengan membukanya.

“Eh pak broto ada apa ya?” tanya nia ramah

“Ini saya bawa makan siang untuk ibu. Bayu udah pulang? Ini sekalian juga ada untuk anak itu” jawab pak arso menyodorkan plastik tersebut.

“Ada susu dan biskuit juga lagi. Aduhh jadi ngerepotin nih pak” balas nia

“Enggak dong bu, justru saya seneng kalo ibu di sini hehe” tawa pak broto sambil mencubit lengan nia

“Ishh bapak” senyum nia atas perlakuan pak broto

Kepala laki-laki itu kemudian berbisik di telinga nia, “Bu nanti malam bapak mau ngentot bu, boleh ya? kangen nih kontol bapak ngaduk liang vagina kamu bu nia uhhh”

“Isshh sana-sana” ucap nia mendorong pak broto keluar tempat kosnya sambil menutup pintu.

Pak broto hanya terdiam sejenak ketika mendorongnya keluar. Lelaki paruh baya itu lantas langsung saja menuju rumahnya setelah diusir keluar oleh nia. Sedangkan, nia usai menutup pintu tersenyum sejenak. Entah apa yang ada di pikirnya. Tak beberapa lama wanita itu lekas membangunkan sang putra untuk makan siang bersama.

“Bayu, makan siang dulu yuk” ucap nia sambil mengelus punggung anaknya yang sedang berbaring tengkurap.

“Aduh mama, bayu baru mau tidur” kesal anak itu kepada sang mama

Nia lalu menunjukkan makan siangnya pada sang anak sambil tangannya terus membangunkan sang putra, “de ayo de kamu makan dulu yuk. Bareng sekalian sama mama. Kalo enggak nanti kamu sakit loh”

“Iya deh ma, iya bayu bangun nih” ucap bayu bangun dari tidurnya.

Ibu dan anak itu lalu keluar kamar. Keduanya menyantap siang bersama di ruang depan mereka yang hampa. Ketika memulai makan, bayu bertanya, “makanan dari siapa ini ma?”

Nia yang langsung menyantap makan siang tak lama menjawab, ”dari pak broto de”

“Kayaknya pak broto perhatian banget ya sama mama” timpal bayu

Sang mama tidak menjawab. Wanita itu lebih memilih diam dan melanjutkan makannya. Sementara bayu dalam pikirnya sudah tidak ragu lagi kalau pak broto benar-benar berhasrat ingin menikahi sang mama. Anak itu bingung harus berbuat apa. Dia ingin sang mama tidak sampai dinikahi pak broto dan kembali bersatu bersama sang papa. Namun, baginya hal tersebut sulit bila melihat keadaan yang sedang ia hadapi.

Tiba-tiba nia bertanya, “De sekolah kamu bagaimana? Baik-baik aja kan? eh iya ujian kamu bagaimana? Mama gak pernah denger kamu ujian deh. Kamu gak cerita sama sekali”. Kini giliran bayu yang diam. Anak itu tak berani mengatakan kalau nilai matematikanya jelek. Terlebih, dia belum perbaikan dan sang guru ingin bertemu mamanya.

“De, kamu kok diem sih. Mama tanya juga” ucap nia.

“Mama aja diem tadi aku tanyain. Wajar sekarang aku diemin juga” sahut bayu berbalik.

Mendengar ucapan sang anak, nia sontak terdiam. Wanita itu membisu bingung harus menjawab apa atas pertanyaan bayu tadi. Nia khawatir kalo dia menjawab bahwa pak broto betul ingin menikahinya bayu akan marah. Maka, nia lebih memilih diam. Tak lama, bayu menyudahi makannya lebih dulu ketimbang sang mama. Anak itu langsung meminum sebotol air mineral yang juga satu paket dengan makan siangnya. Kemudian dia memilih masuk kamar kembali. Sementara nia masih melanjutkan makan siang yang belum selesai.

Di rumahnya pak broto senyam-senyum sendiri. Tak lama ponsel miliknya berbunyi. Ada panggilan masuk. Lelaki itu kemudian mengangkat panggilan tersebut.

“Eh pak arso. Iya. Jadi dong pak. Tapi dimana?”

“Oh. Oke nanti sore saya kesana. Hehe” ucap pak broto menjawab panggilan tersebut sambil duduk di kursi rumahnya. Seusai menjawab panggilan tersebut pak broto masuk ke kamarnya. Lelaki paruh baya itu memilih tidur di ranjangnya saat siang hari.

Sementara nia usai menyantap makan siangnya dengan perlahan-lahan, melihat sang putra di kamar. Nia melihat anaknya ternyata sudah terlelap usai makan siang. Lalu nia membereskan sisa makan siangnya bersama sang putra. Setelah itu, ia menyusul bayu di kamar. Di dekat bayu sambil berbaring di atas ranjang, nia mengelus sang putra, “maafkan mama ya de”. Tak lama Ibu dan anak itu tidur siang bersama.

Hingga sore hari, tidak aktivitas selain tidur siang di wilayah tempat nia, bayu, dan pak broto tinggal. Sementara di kantor, haris dan pak broto sibuk dengan pekerjaan mereka hingga jam pulang kerja.

Sore pun tiba, pak broto terlihat tidak ada di ranjangnya. Malahan, ia tampak sudah berpakaian rapi usai membersihkan dirinya. Laki-laki itu mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan celana panjang bahan berwarna abu-abu. Pak broto hendak pergi ke suatu tempat. Ia ingin bertemu seseorang, entah siapa. Usai memastikan semua beres, pak broto lekas meninggalkan rumahnya.

Sementara di tempat kos, bayu masih tertidur di ranjangnya. Di lain hal, nia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Di dalam kamar mandi, wanita itu tampak memainkan jari jemarinya yang lentik di daerah liang senggamanya. Dia mendesah pelan khawatir putranya mendengar.

“ahhhhss pak brotoooo,, ayoo buruaaan masukkin kontolnya ahhhhhh hhhhssss nia pengen digenjot malam ini pakkk ahhhhss” desah nia seorang diri.

Aktivitas itu nia lakukan hingga cairan kemaluannya keluar. Barulah setelah itu dia membersihkan dirinya. Selesai mandi, dengan berbalut dengan handuk saja ia masuk ke kamar. Wanita itu melihat putranya masih tertidur. Dia biarkan saja. Nia memakai pakaian. Kali ini ia memilih daster putih dengan tali yang tipis. Memakai daster tersebut, tubuh nia amat terpampang. Bagian bawahnya memampang paha putih mulusnya. Sementara bagian atas memperlihatkan daster tersebut tidak mampu menahan buah dada nia yang besar sehingga belahan dada wanita itu amat terlihat jelas. Entah apa maksud nia memakai daster yang cukup mencolok tersebut.

Di luar sana, tepat di jalan raya di dekat rumahnya, pak broto yang berpenampilan rapi sepertinya menunggu seseorang. Berselang waktu, berhenti sebuah mobil sedan di depannya. Pak broto lantas langsung masuk ke kursi depan mobil tersebut. Di dalamnya seorang lelaki seumuran dengannya menyambut,

“Rapi amat pak, mau kemana hehehe?” tanya pak arso yang menyetir mobil

“Mau ngentot nia lah kita malam ini pak hahaha” balas pak broto usai masuk ke dalam mobil

Usai memastikan pak broto di dalam mobil, pak arso menjalankan mobilnya kembali. Sepanjang jalan entah dengan tujuan kemana. Pak arso berbincang-bincang dengan pak broto.

“Ah si bapak ini awalnya kesel sama saya. Tiba-tiba telepon saya tadi dan sekarang kita ketawa-ketiwi bareng” ucap pak arso tertawa kecil sambil menyetir

“Yaiyalah pak, awalnya saya kesel karena bapak godain wanita yang saya demen juga. Eh gak tahu kenapa waktu bapak nyodorin kartu nama gak lama terlintas pengen ngajak bapak bareng ngerjain si nia” balas pak broto

“Kalo bukan karena nia, saya tolak tuh pak. Tapi berhubung saya juga kangen sama tubuh nia, mendengar tawaran bapak saya langsung minat hahaha” timpal pak arso kepada pak broto

“Bapak memang pernah tidurin nia?” tanya pak broto penasaran

“Iya pernah. Suaminya kan anak buah saya” ucap pak arso serius

Sontak pak broto cukup terkejut “Ohhh gitu. Lah terus kenapa dia ngekos di tempat saya, ya?”

“Dia lagi ada masalah sama suaminya, gara-gara suaminya selingkuh sama istri saya” ucap pak arso menjelaskan

“Waalahhh...” kaget pak broto

“bapak sendiri udah nidurin nia berapa kali, gimana saya gak kesel ada yang bisa leluasa nidurin wanita pujaan saya hehe” sahut pak arso bertanya balik

“berapa kali yaaa, saya juga lupa pak.. . Tapi tenang pak. kali ini kita bisa saling berbagi hahaa” tawa pak broto menyahut

“Wahh bisa aja kamu” balas pak arso

Keduanya menuju sebuah tempat makan cukup elok. Tampak keduanya akan makan malam bersama dan memperbincangkan sesuatu.

Di sisi lain, haris masih di kantor dengan pekerjaan yang masih menumpuk. Tampak lelaki itu akan lembur. Sejenak mengerjakan pekerjaannya. Lelaki itu berpikir sejenak kembali tentang rumah tangganya.

“Memang lebih baik aku ceraikan saja nia, lalu aku ambil hak asuh bayu. Selanjutnya aku nikah bersama rani. Lagipula, aku juga udah males kalo sembunyi-sembunyi terus di hadapan nia. Mending sekalian aja aku cerain dia. Kalau nunggu dia yang cerain duluan kan lama” pikir haris di tengah lemburnya.

Sementara di tempat kos nia, bayu sudah terbangun. Anak itu sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Sedangkan nia sedang duduk di ranjang dengan daster seksinya. Tak lama bayu selesai mandi. Anak itu masuk ke kamar dengan handuk melilit dan menutupi bagian bawahnya. Cukup heran dia dengan penampilan sang mama. Dalam pikir bayu sepertinya sang mama akan berhubungan badan kembali dengan pak broto. Bayu berniat memastikan itu. Anak itu lalu memakai pakaiannya. Selagi memakai pakaian, bayu memperhatikan sang mama sedang meminum sebuah obat dengan segelas air. Ia berpikir sepertinya sang mama rutin meminum obat. Dia penasaran obat apa yang diminum mamanya. Dia berniat mencari tahu. Selesai berpakaian, bayu mengambil buku pelajarannya dan dia bawa keluar buku tersebut ke ruang depan.

Tiba-tiba sang mama menghampirinya, “De kamu mau makan malam apa?” tanya nia

“Gak usah deh ma. Aku masih kenyang. Lagipula kan masih ada biskuit dari pak broto. Itu aja cukup kok” jawab bayu di hadapan mamanya

“Oh yasudah kalo begitu. Mama juga gak makan malam kayaknya” ucap nia

Nia lalu masuk kembali ke kamarnya. Dia memilih berbaring kembali. Sementara bayu pergi belajar hingga malam tiba.

Di lain hal, pak broto dan pak arso menyambut malam dengan makan bersama sambil berbincang-bincang. Entah apa yang mereka bicarakan. Mereka sering tertawa bersama. Tak ada yang begitu serius sepertinya dari perbincangan mereka jika melihat raut wajah yang keduanya perlihatkan.

“kita bikin nia sampai hamil pokoknya ya pak hahaha” ucap pak broto tertawa

“Siapp pakk, yang terpenting itu tadi prosesnya saya jelasin. Dan malam ini, kita bikin nia kelojotan pak sama kontol kita” timpal pak arso

“Kalo prosesnya seperti yang bapak jelaskan, panjang juga ya. Tapi saya setuju sih pak, intinya saya pengen lihat nia hamil” balas pak broto

“Yasudah, nih pak di minum dulu obat dari saya” tukas pak arso memberikan obat untuk diminum

“Obat apaan nih pak?” heran pak broto

“Minum aja, nanti lihat efeknya pak” balas pak arso tersenyum

Pak broto lalu meminum obat yang diberi pak arso dengan segelas air. Entah obat apa itu. Lalu setelah selesai makan malam, keduanya kembali ke mobil. Entah mau melanjutkan perjalanan ke mana keduanya.

Sementara itu malam yang sudah gelap membuat bayu bosan dengan buku-bukunya. Dia berbaring sejenak di lantai ruang depan tempat bermukimnya. Ada yang anak itu pikirkan, “Pokoknya malam ini aku harus mantau mama, pasti mama mau berhubungan badan lagi sama pak broto itu”. Namun sayang sekali, ujungnya bocah itu malah kebablasan. Buku-buku membuat matanya lelah dan mengakibatkan dirinya tertidur begitu saja.

Di luar tempat kos bayu dan sang mama, sebuah mobil sedan masuk dan langsung terparkir di depan rumah pak broto. Keluarlah dari mobil tersebut pak broto dan pak arso. Keduanya masuk ke rumah pak broto. Di dalam rumah usai sampai, pak broto lantas mengambil dan menyodorkan sarung kepada pak arso. Pak arso lalu sontak mengatakan, “tempat pertempuran sudah siap belum pak?”. Pak broto balas menjawab, “udah dong pak tenang hehe”. Tak lama keduanya sudah berganti pakaian dengan bawahan hanya sarung saja. Bagian atas mereka terpampang bebas tanpa sehelai benang pun. Terlihat tubuh agak kurus kekar pak arso dan tubuh kekar dengan perut agak tambun pak broto.

Di tempat kos bayu, nia terbangun. Wanita itu bangun dari ranjangnya dan melihat ponselnya terdapat sebuah pesan masuk dari pak broto, “nia sayang kamu dimana? Bapak udah kepengen nih” Nia tersenyum membaca pesan itu dan berucap pelan,”kalo bukan aku lagi pengen, aku gak bakalan mau nih” Wanita itu lantas beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Nia melihat sang putra sedang tertidur. Supaya tidak ketahuan dan membangunkan putranya, Ia berjalan pelan melewati sang putra dengan hati-hati dan keluar dari tempat kosnya dengan hanya mengenakan daster seksinya. Wanita itu berjalan perlahan menuju ke rumah orang yang akan memenuhi hasrat seksualnya.

BERSAMBUNG

Untuk membaca kelanjutannya, silahkan lihat indeks (daftar episode lengkap) cerita ini disini: [Mama-ku Wanita Gampangan Episode Lengkap]

Cerpen 17+ diatas merupakan hasil karya dari Gee13 selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi untuk mempermudah dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...

Klik tuk Kirim Pesan