Dibalik Kerudungnya Yang Lebar (Bagian 10)

Cerpen Dewasa Bersambung Lesbian berjudul Dibalik Kerudungnya Yang Lebar (Bagian 10) ini mengisahkan tentang dua cewek berhijab yang doyan maen lesbi. Penasaran? Yuk baca aja cerita ukhti ini.
Cerpen Dewasa Bersambung Lesbian
Cerpen Dewasa Bersambung Lesbian
Perlu diketahui, cerita ini merupakan lanjutan dari episode yang sudah terbit sebelumnya. Silahkan baca-baca dulu chapter yang sebelumnya agar Anda tidak bingung.
Untuk membaca cerita lengkapnya, silahkan lihat daftar episode cerita "Dibalik Kerudungnya Yang Lebar" disini:

Dibalik Kerudungnya Yang Lebar The Series <-- klik untuk melihat.

***

Ustazah Lia akhir-akhir ini sibuk dengan twitternya. Semula dia memang lebih suka facebookan, terutama ketika dia sudah mengenal ahmad soleh. Layanan seks webcam memberikan sensasi kenikmatan tersendiri baginya. Walaupun dia adalah seorang akhwat, ustazah pula yang sehari-harinya selalu bergamis dan berkerudung lebar, akan tetapi bukan berarti nafsu birahinya tidak membara. Akhwat-akhwat seperti dirinya justru memang memiliki nafsu yang lebih mudah meledak dan juga imajinasi yang tinggi karena selama ini syahwat mereka terlalu dikekang. 

Tapi kemudian ketika dia sedang membuka twitternya, dia menemukan direct message dari seorang followernya. 

“Halo ukhti, bibirnya indah sekali,” begitu direct message yang pertama.
“Ahh, aku selalu membayangkan kontolmu dihisap bibirmu ukhti.” Begitu selanjutnya.
Lalu direct message yang selanjutnya adalah foto-foto dirinya yang dimuncrati sperma. Nampak sebagai foto asli. Belum lagi ada banyak kata-kata yang menunjukkan kalau followernya itu benar-benar pengagumnya. Diam-diam ustazah lia merasa tersanjung juga. Selain itu, dia melihat bahwa penis si follower itu lebih besar daripada punya ahmad soleh.

Nama follower itu kalakanji.

Akhirnya ustazah lia membalas juga direct message itu, termasuk melayani inboks seks atau insex dengannya. Berurutan setelah itu entah kenapa seiring dengan seringnya dia ngetwitt yang mengesankan dirinya adalah akhwat malu-malu kucing, menggoda tapi tetap terkesan sopan, banyak sekali followernya yang mengirimi direct message yang intinya sama: mereka merasa bergairah untuk menyetubuhinya, beberapa bahkan berani membayar mahal.

Sejak dulu ustazah lia tak pernah merasa kesulitan soal uang karena dia mendapatkan tunjangan yang lumayan dari bibinya yang janda. Tapi bulan kemarin bibinya itu, Umi Purwanti menikah lagi dan entah kenapa kebutuhannya meningkat. Maka tunjangan untuk ustazah lia pun berkurang sedikit demi sedikit. Sementara pada saat yang sama ustazah lia hanya mendapatkan penghasilan dari gajinya mengajar privat yang tak seberapa.

Intinya, saat ini ustazah lia sedang kekurangan uang.

Maka sempat terpikir olehnya bagaimana jika dia merelakan saja tubuhnya untuk dibayar mahal. Yang penting aman dan tak diketahui ustazah aminah, maka semuanya akan beres. Toh akhir-akhir ini dia rasakan juga birahinya sering meledak-ledak minta dipuaskan. Kan asyik dia bisa mendapatkan uang banyak sekaligus juga mendapatkan pelampiasan birahi.

Tok tok tok, “assalamualaikum,” bahkan tanpa menoleh pun ustazah lia sudah tahu itu adalah ustazah raudah. Dia hanya tersenyum. Lamunannya pun terputus. “Waalaikumsalam, masuk ukhti, gak dikunci.” Ditutupnya laptopnya, kemudian dia duduk menghadap ke ustazah raudah yang masuk dan tersenyum kepadanya. Cklek, ustazah raudah mengunci pintu dari dalam.

“Kok dikunci, ukhti?” Ustazah Lia bertanya pura-pura heran. 
“Ada dehh,” Ustazah Raudah menjawab seenaknya. Dia melangkah menghampiri ustazah lia dan menundukkan kepalanya, “Cupp cuppp,” bibirnya melumat bibir seksi ustazah lia. Ustazah Lia membalas dengan memain-mainkan lidahnya di dalam mulut akhwat yang penuh birahi itu. Setelah kenikmatan kemarin bersama rekannya itu, dirinya sudah tak merasa sungkan lagi. 
“Ukhti ini, jam segini udah maen cium saja,” Ustazah Lia menggoda. 
“Kangen antum sih,” jawab ustazah raudah. Dia kemudian meletakkan tas kanvas yang tadi dia jinjing di ranjang ustazah lia. 
“Apa itu ukh?” ustazah lia bangkit menghampirinya. Tangannya meremas bokong ustazah raudah sambil membungkuk mencoba melihat isi tas itu. Matanya membelalak melihat barang-barang aneh yang selama ini hanya dia lihat di internet. dia pun mengeluarkan satu demi satu. Ada dildo vibrator, ada benda seperti seperti kalung dengan bulatan-bulatan yang sedikit lebih besar, ada benda seperti ikat pinggang...
Ustazah raudah mengambil benda seperti ikat pinggang itu, menyingkap mukenanya kemudian memakainya di pinggangnya. “Strapon ukhti,” ustazah raudah memberitahu namanya. Kemudian dia memasangkan dildo di bagian yang menutupi memeknya dan berdiri seperti memamerkan dirinya di hadapan ustazah lia. Nampaklah kini seorang ustazah alim asrama syahamah dengan mukena tersingkap sepinggang dengan strapon di pinggangnya menyangga dildo warna pink mengacung. Perasaan ustazah lia berdesir membayangkan petualangan syahwatnya yang baru.
Dia menyentil-nyentil dildo itu yang lalu bergetar berayun-ayun. “Coba jilat, ukhti,” ustazah raudah berbisik. Ustazah lia lalu menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilatnya dengan gaya yang menggoda. Tak tahan, ustazah raudah meremas buah dada ustazah lia yang sudah membusung mengeras di balik mukenanya. 
Dildo di selangkangan ustazah raudah sudah basah oleh liur ustazah lia. Sang ustazah kemudian berdiri. Dengan nafas memburu dan mata sedikit sayu, disentuh-sentuhkannya bibirnya pada bibir ustazah raudah. Menggoda. Ustazah raudah mencoba menangkap bibir itu dengan bibirnya, tapi bibir seksi ustazah lia menghindar dan masih seperti tadi hanya menyentuh-nyentuh saja. 
“Ukhti nakal ya sekarang..” desis ustazah raudah sambil tangannya memeluk tubuh ustazah lia. Bibirnya masih mencoba melumat bibir seksi ustazah lia.

“Dari dulu, hhh” jawab ustazah lia seperti bisikan. Di bawah, diangkatnya mukenanya dan dibimbing satu tangannya diselipkannya dildo itu di antara kedua pahanya, tepat di bawah selangkangannya sehingga dildo itu menggesek-gesek pangkal pahanya nikmat. Disengajanya pahanya sedikit diregangkan sehingga tidak mejepit dildo itu. Ustazah raudah yang mengerti kemudian menggerakn-gerakkan dildo itu pelan.
Cerpen Dewasa Bersambung Lesbian
Cerpen Dewasa Bersambung Lesbian
Cupppp cupppp cupppp, akhirnya setelah tangan ustazah raudah mencengkram belakang kepala ustazah lia erat, dia bisa juga melumat bibir ustazah lia. Ustazah lia menghisap bibir bawah ustazah raudah penuh gairah, sementara itu lidah ustazah raudah sudah menari-nari menerobos mulutnya, menjilat-jilat rongga hangat, menimbulkan rasa geli pada ustazah lia. 
Setelah puas bercumbu dalam posisi itu, ustazah raudah membalikkan tubuh ustazah lia, membuatnya membungkuk dengan tangan menahan tubuhnya pada pinggiran ranjang. Ustazah raudah menyingkapkan mukena ustazah lia, kemudian...
“Aaaaaaah ah ahhhhh ahhhhhhhh,” ustazah lia menggeliat-geliatkan tubuhnya saat dirasakan lidah usatzah raudah menari-nari di belahan pantatnya. Lidah itu dengan nakalnya kemudian menyelinap ke bawah pangkal selangkangannya, membuat dia menggerak-gerakkan selangkangannya mengharapkan memeknya juga terjilat oleh lidah basah dan hangat itu. 
Ustazah raudah surti. Dengan tangannya paha ustazah lia sedikit diangkat sehingga memeknya kelihatan merekah. Ustazah lia membantu dengan melentingkan tubuhnya dan menunggingkan bokongnya. Belahan yang merekah itu lalu dijilat-jilat oleh ustazah raudah, membuat ustazah lia semakin keras merintih-rintih. Kepalanya bergoyag-goyang liar dengan mata terpejam merasakan kenikmatan jilatan sang ustazah. 
Sesaat ustazah lia merasakan jilatan itu terhenti, lalu saat dia baru hendak membalikkan kepalanya menengok ke belakang, “Uggghhhhh,” dirasakannya benda panjang menyelinap menujah memeknya dari belakang. Dildo itu berjaya menerobos area kenikmatannya, kemudian dengan liar ustazah raudah memaju mundurkan tubuhnya menambah kenikmatan sang ustazah berbibir seksi itu.
Plokkkk plokkk plokkkkk, suara benturan pangkal selangkangan ustazah raudah dengan pantat indah ustazah lia terdengar serasi berkombinasi dengan bunyi desahan keduanya. Sesekali tangan ustazah raudah membelai-belai puting susu ustazah lia dari belakang, sesekali memelintirnya memberikan campuran rasa nyeri dan kenikmatan. 
Setiap kali dildo itu menujah masuk, bukan hanya ustazah lia yang merasakan kenikmatan akan tetapi juga ustazah raudah. Ternyata strapon milik sang ustazah adalah strapon dobel. Tak hanya mengandung dildo tapi juga vibrator perangsang memek. Maka setiap dildo itu menekan, ustazah raudah pun merasakan vibrator di memeknya makin merangsang memberikan getaran di area sensitifnya. Tak heran desahannya kemudian tak kalah nyaring dengan ukhti pasangannya itu. 
“Teruss terusss ukhti terusssshh ahhhh hhh nikmatnya, ahhhhhh,” ustazah lia menggumam tak karuan seiring tubuhnya yang makin liar bergerak-geak mengimbangi sodokan ustazah raudah. Ustazah raudah menggeram keras “Ughhhh akhhhhh, augggghhhh, ukhti, akhhhh,” tubuhnya mendorong-dorong makin keras sampai-sampai ustazah lia harus menekan ranjang lebih keras, sepertinya rangsangan vibrator di memek ustazah raudah sudah hampir selesai melaksanakan tugasnya.

Merasa dirinya hampir orgasme, ustazah raudah mencabut dildo itu kemudian mendorong tubuh ustazah lia terlentang di kasur. Dengan tergesa sambil merintih-rintih merasakan vibrator yang menggetarkan memeknya, dia melumat bibir ustazah lia kemudian memasukkan kembali dildonya di memek ustazah lia yang juga sudah hampir orgasme. Diremas-remasnya buah dada ustazah raudah yang menggantung, sesekali disentilnya pelan puting yang sudah mencuat menggoda itu membuat ustazah raudah meraung raung penuh kenikmatan. 
Tubuh keduanya sudah basah oleh keringat. Mukena ustazah lia sudah menempel ke tubuhnya membuat pemandangan yang makin merangsang birahi ustazah raudah. Disentakkannya dildonya makin liar menusuk-nusuk memek ustazah lia yang sudah makin basah, “ahhh, ukhti, ukhti, ukhtiiiiiiiiii, ana hampir keluarrr, ahhh, keluarrrrrrrhh,” ustazah raudah meracau tak karuan, ustazah lia yang merasakan hal yang sama kemudian mencengkram kepala ustazah raudah mendekatkannya ke mulutnya dan menempelkan hidungnya di hidung sang ustazah, matanya menatap mata pasangannya itu penuh birahi. Di bawah pantatnya digoyangkannya membalas tujahan ustazah raudah. 
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!” ustazah raudah meraung keras , tubuhnya bergeletar liar, ditahan oleh tangan ustazah lia yang memeluknya kuat-kuat. Pada saat yang sama, ustazah lia juga mencapai puncaknya, tubugnya kelojotan merasakan cairan kewanitaannya memancar membasahi dildo yang menancap kukuh di vaginanya. “Ukhtiiiiiiiiiiiiiiiiii!” ustazah lia balas menjerit. 
Selama beberapa saat tubuh keduanya menggeletar-geletar di atas ranjang. Vibrator di memek ustazah raudah dan dildo di memek ustazah lia menjadi saksi kenikmatan dua ustazah itu yang semakin kreatif mencari kepuasan syahwat mereka di asrama syahamah. Mukena keduanya sudah hampir seluruhnya basah, melekat pada tubuh keduanya yang seksi, menciptakan pemandangan yang sangat erotis bagi siapapun yang melihatnya. 
“Ukhti,” Ustazah Raudah berkata pelan sementara tubuh mereka berdua yang penuh keringat berbaring berdampingan. Paha ustazah raudah menumpang satu di paha ustazah lia. Wajah keduanya berseri meski nampak lelah setelah petualangan seks yang mendebarkan itu. 
“Iya, sayang,” Ustazah Lia menjawab genit sambil tangannya tak diam mengusap-usap dada ustazah raudah. 
“Ukhti besok ke kampus kan? Ngisi kajian?” Tangan ustazah raudah menggenggam tangan ustazah lia dan mengelusnya lembut. 
“Iya, ukh, kenapa? Mau ikut?”
“Enggak, ana punya ide yang menarik buat ukhti.”
“Apa itu?” 
Ustazah Raudah kemudian menyampingkan tubuhnya. Kakinya menumpang ke kedua paha ustazah lia yang berbaring menelentang. Kemudian dia berbisik di telinga ustazah lia. 
Mata ustazah lia membelalak. “Hussss, ukhti ini.” 
“Hihi,” ustazah raudah kembali menelentangkan tubuh bugilnya. “Menarik kan, ukhti? Besok ana pinjamin kok, gratis.”
“Gak mau ah ukhti,” 
“Coba bayangkan sensasinya. Gak bakalan ketahuan kok ukh, kujamin dehh.”
Ustazah Lia berpikir sejenak. Kemudian dia berkata, “baiklah, ukh, kayaknya menarik memang.”
“Nah gitu.” Ustzah Raudah tertawa lebar. Dia kemudian bangkit dan membenamkan kepalanya di selangkangan ustazah lia dari samping. 
“Aduhhhh, uhhhh, ukhti ini gak bosen-bosennn,” Ustazah lia menggeliat merasakan lidah ustazah raudah menjilat-jilat memeknya. Tangannya mencengkram kepala ustazah raudah, membenamkannya di jembutnya yang rapi. Ustazah raudah tak menjawab. Dia asyik menikmati mainan barunya yang menyenangkan. Dirasakannya vaginanya sendiri pun sudah sangat basah meminta dipuaskan. 

BERSAMBUNG

Untuk membaca lanjutannya, silahkan lihat daftar lengkap cerita "Dibalik Kerudungnya Yang Lebar" disini:

Dibalik Kerudungnya Yang Lebar The Series <-- klik untuk melihat.

Cerbung Hijab Lesbi diatas merupakan hasil karya dari pecinta umahat selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi belaka untuk mempermudah pembaca dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...

Klik tuk Kirim Pesan