Dibalik Kerudungnya Yang Lebar (Bagian 12)

Cerita Seks Bersambung Ustadzah Nakal berjudul Dibalik Kerudungnya Yang Lebar (Bagian 12) ini mengisahkan tentang dua ustadzah yang ngentot dengan anak ustad. Penasaran? Yuk baca aja cerita ustadzah ini.
Cerita Seks Bersambung Ustadzah Nakal
(Cerita Seks Bersambung Ustadzah Nakal)
Perlu diketahui, cerita ini merupakan lanjutan dari episode yang sudah terbit sebelumnya. Silahkan baca-baca dulu chapter yang sebelumnya agar Anda tidak bingung.
Untuk membaca cerita lengkapnya, silahkan lihat daftar episode cerita "Dibalik Kerudungnya Yang Lebar" disini:

Dibalik Kerudungnya Yang Lebar The Series <-- klik untuk melihat.

***

Malamnya, ustazah lia sedang duduk di pinggir ranjang, dia baru saja selesai berganti baju dengan mukena terusan pertanda dia sudah siap-siap akan tidur. Aihhh, begitu dia membatin melihat ustazah raudah masuk. Bakalan tidur telat lagi nih. Tapi jelas dia pun menyukainya.

“Bagaimana tadi pengalaman di kampus, ukh?”

Ustazah lia tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

“Apa ana bilang,” begitu jawab ustazah raudah. Dia kemudian duduk di samping ustazah lia. Saat itu ustazah raudah juga mengenakan mukena terusan warna putih kembang-kembang. Di area selangkangannya, ustazah lia melihat ada benda mengacung.

“Ukhti memakai strapon kontol dari kamar ukhti?” ustazah lia dan ustazah raudah memang semakin liar saat mereka hanya berdua, istilah kontol dan memek sudah tak terbilang banyaknya keluar dari mulut mereka yang suci.

“Hihi, iya, kan bukan Cuma antum yang pengen ngerasain sensasi nakal, ana juga penngen.”

“Hush, untung tidak ketahuan umi aminah.” Ustazah lia menyentil benda yang mengacung tegak itu. Lalu dia tertawa mengingat kenikmatan yang sudah dilaluinya bersama ustazah raudah dengan menggunakan benda itu. Membalas godaan itu, ustazah raudah memajukan selangkangannya, membuat dildo itu mengangguk-angguk menggemaskan.

Cuppppppppppp, ustazah raudah mencium bibir ustazah lia. Ustazah lia membalas dengan penuh nafsu, tangannya mulai bergerilya ke balik mukena ustazah raudah. Ahh, buah dada sang ustazah itu selalu membuatnya merasa terangsang. Putingnya demikian cepat mengacung, membuatnya ingin mengadukannya dengan bibirnya yang seksi itu.

Setelah cumbuan itu, ustazah raudah langsung mengangkat bagian belakang betis ustazah lia membuatnya terdorong berbaring di ranjang dengan posisi menghadap pintu, artinya posisi itu menyamping di ranjang, tidak membujur seperti biasanya. Akan tetapi hal itu tak jadi pikiran bagi ustazah lia. Dia langsung membuka pahanya, mempersilahkan ukhti rekannya yang alim itu memberikan cumbuan selanjutnya.

Kali ini ustazah raudah tak langsung membenamkan kepalanya di selangkangan ustazah lia, melainkan tangannya mengangkat kaki ustazah raudah kemudian menjilat-jilatnya naik ke betis. Ustazah lia memejamkan matanya merasakan sensasi baru di tubuhnya. Jilatan itu bergantian di kakinya kiri kanan, menyusur ke atas sedikit demi sedikit. “Ahhhhh,” dia mendesah sambil mendongakkan kepalanya saat lidah itu dirasakannya menyusuri pahanya yang mulus.

Tak sesuai harapannya, jilatan itu berhenti sebelum sampai ke selangkangannya. Dia membuka matanya dan melihat ustazah raudah menatapnya menggoda. “Ukhtiiiii, teruuuuussss,” ustazah lia merengek dan menggerak-gerakkan pantatnya. Ustazah lia menjulurnya lidahnya menggoda, membasahi bibirnya seolah menantang.

Merasa jengkel, ustazah lia mencoba bangkit, tapi tangan ustazah raudah menahan tubuhnya. “Ukhtiiiiiiiiiiiiiii,” ustazah lia tak berdaya. Nafsunya meninggi meminta dipuaskan setelah rangsangan tadi, tapi ustazah raudah ternyata hanya mempermainkannya.

“Hihihi.” Ustazah raudah ketawa-ketawa sambil tangannya mengelus-elus betis ustazah lia. Ustazah lia diam. Dia hanya mengoyang-goyangkan pantatnya mencoba bangun, tapi tak bisa. Akhirnya ustazah raudah kasihan juga. Dia kemudian membenamkan kepalanya di selangkangan ustazah lia. Tak diduganya.....

Ceerrr ceeeerrrrr ceeeerrrr, saat kepalanya pas di muka belahan memek ustazah lia, sang ustazah kencing, air kencingnya menyemprot tepat di mukanya, lumayan banyak, luruhan air kencing itu membasahi mukena dan ranjang.

Ustazah raudah mengerjap-kerjapkan matanya yang ikut tersiram air kencing. sementara kini giliran ustazah lia yang tertawa, merasa puas bisa balas dendam mengerjai ustazah raudah. Dilihatnya ustazah raudah menjilat-jilat air kencing yang membasahi bibirnya dan sebagian yang luruh ke sudut bibirnya seolah penuh kenikmatan. Lalu dia berkata, “memek tak sopan, harus diberi pelajarannnn,”

Dengan gemas dibenamkannya mukanya di lembah kenikmatan itu, dihisap-hisapnya klentit ustazah lia sekuat yang dia bisa sementara itu jemarinya juga ikut turun mengobel-ngobel memek ustazah lia dengan buas “Aaaaaanggghhh aaaaanggggh uhhhhhh ukhtiiiiii ampunnnnn uhhhhhhhhhhhhhhh,” ustazah lia hanya mampu merintih-rintih binal. Tubuhnya bergerak ke kanan ke kiri berusaha melepaskan memeknya dari cengkraman ustazah raudah tapi tak bisa.

Rangsangan itu dirasakan ustazah lia tak tertahankan. Tubuhnya seperti tersetrum listrik berkelojotan. Keringatnya turun bercampur dengan air kencingnya tadi. “Cret cret cretttt,” tubuhnya mengejang saat vaginanya mengeluarkan orgasme pertamanya gara-garanya klentitnya yang tak henti dihisap ustazah raudah. Ustazah raudah mengetahui pasangan nya sudah orgasme lalu menelusupkan lidahnya ke belahan memek ustazah lia, merasakan perpaduan cairan orgasmenya yang berkombinasi dengan rasa air kencing.

Ustazah lia berbaring lemas dengan nafas ngos-ngosan. Ustazah raudah yang masih ingin membalas dendam tak memberi ampun. Dihentikannya hisapannya di klentit sang ustazah, tapi dibaliknya tubuh itu menjadi menelungkup dan ditusuknya memek yang sudah sangat licin itu dengan dildonya dalam posisi doggy style. “Aaaaaahhhhhhh,” ustazah lia hanya bisa merintih pasrah saat dirasakannya penis buatan itu menusuk memeknya dengan brutal.

Pada saat itu, posisi tubuh ustazah lia memang membelakangi pintu. Dia lupa bahwa tadi ustazah raudah sama sekali tak mengunci pintu itu. Apa boleh buat, nafsu syahwat sudah terlanjur menguasainya. Apa yang dipirkannya saat itu hanyalah kenikmatan yang diberikan sang ukhti pasangannya itu.
Cerita Seks Bersambung Ustadzah Nakal
(Cerita Seks Bersambung Ustadzah Nakal)
Dia tak tahu bahwa sebenarnya malam itu ustazah raudah sudah kongkalikong dengan alif. Tanpa suara, Alif membuka pintu kamar ustazah lia dan masuk ke dalam. Ustazah raudah merintih agak keras sehingga menutupi suara pintu yang dikunci Alif dari dalam. Kemudian sambil mengendap-endap alif menghampiri kedua ustazah yang sedang diamuk syahwat itu.

“Ahhhhhh, ahhhh, aaaaaaakhhhhhhhhh, appaaa.....” ukhti lia kaget merasakan batang yang menujah memeknya terasa lebih besar dan kenyal daripada tadi. Dia kemudian menoleh. Betapa kagetnya dia melihat sosok Alif yang kini sedang maju mundur menusukkan penisnya dimemeknya. Dia akan melepaskan diri, tapi tangan Alif kukuh mencengkeram pinggangnya. Sementara itu, ustazah raudah mengambil posisi di depan ustazah lia dan melumat bibirnya, “Mmmmmm mmmmm mmmm,” suara ustazah lia teredam oleh bibir ustazah raudah.

Ustazah lia merasakan penis Alif menyentuh area-area dalam memeknya lebih nikmat daripada saat tadi menggunakan dildo. Bahkan lebih nikmat juga daripada kontol ahmad soleh. Lumatan di bibirnya juga pada akhirnya membuat otaknya tak peduli apapun selain kepuasan. Maka ketika ustazah raudah melepas bibirnya, yang terdengar dari mulut ustazah berbibir seksi itu hanyalah rintihan kenikmatan.

Sudah dua pertiga penis alif memasuki memek ustazah lia dan dirasakannya memek sang ustazah itu sudah mentok. Diremas-remasnya penuh birahi buah dada ustazah alim itu yang sekal menggantung. Sementara itu, di depannya, ustazah raudah menyodorkan memeknya yang kini sudah tak mengenakan strapon. Ustazah lia menjilati memek sang ukhti yang sudah sangat basah itu dengan buas. Erangan kenikmatan tak henti keluar dari mulutnya seiring tujahan ganas Alif di memeknya.
“Aaaaaanggg aaaa aaaanggg aaaangg unggghhhh uuuuuuuuunggghh,” erangan ustazah lia membuat birahi alif makin meningkat. Tapi pengalaman seksnya membuat dirinya pandai mengatur tempo permainan. Maka bukannya dirinya yang mencapai puncak kenikmatan lebih dulu, melainkan ustazah lia.

Ustazah lia merasakan desiran-desiran syahwatnya sudah hampir tak tertahankan. Bau memek ustazah raudah membantu merangsangnya juga, belum lagi tangan alif yang berjaya meremas-remas dan memilin-milin putingnya sesekali. Jilatan-jilatan alif di punggungnya dari atas ke bawah dan kadang sebaliknya juga memberikan kenikmatan tersendiri baginya.

Maka tak heran dia kemudian menjadi yang mencapai kenikmatan paling dulu di antara mereka bertiga. Ketika orgasme keduanya menggapainya, dirasakannya pandangan matanya berkunang-kunang, Alif menujahkan penisnya kuat-kuat sampai hanya sedikit bagian penisnya yang tak masuk. Ustazah lia merasakan penis itu memenuhi memeknya, memberikan rangsangan total pada dinding-dinding memeknya. Lalu seperti air bah, kenikmatan membanjiri tubuhnya, tak ada erangan keluar dari mulutnya yang menganga, air liurnya menetes dari sudut bibirnya sementara matanya mendelik dan kepalanya mendongak ke atas. Kemudian tubuhnya mengejang-ngejang, ditahan oleh tangan kukuh alif yang untuk sementara menghentikan tujahannya.

Saat kepala ustazah lia sudah ambruk ke ranjang. Alif perlahan mencabut penisnya, ploppppp, bibir vagina ustazah lia melebar seolah akan tertarik keluar juga. Ustazah lia mengerang merasakan kenikmatan terakhir dalam gelombang orgasme keduanya itu, kemudian tubuhnya menelungkup jatuh di kasur.

Ustazah raudah langsung mengangkangkan pahanya di ranjang sementara alif mengocok-ngocok penisnya yang berlumuran cairan memek ustazah lia. Matanya liar menatap tubuh ustazah raudah yang tertutup mukena basah, sebagian oleh air kencing ustazah lia, sebagian oleh keringat. Dengan gaya menggoda ustazah lia mengangkat buah dada kanannya yang masih terutup mukena. Karena mukena itu basah, maka puting susunya nampak tercetak menggairahkan, kemudian dia menjilatinya dengan bibirnya, matanya sementara itu memandang alif penuh birahi.

Alif naik ke ranjang dan meraih tubuh ustazah raudah. Dilumatnya bibir ustazah raudah yang meski tak seseksi bibir ustazah lia tapi juga tak kalah binalnya. Tangan ustazah raudah sementara itu mencekal penis alif yang panjang besar itu membimbingnya ke arah memeknya.

“Akhhhhh,” ustazah raudah mendesah dan melentingkan tubuhnya saat alif menurunkan tubuhnya kuat-kuat. Bahkan meski vaginanya sudah sangat basah, ustazah raudah masih merasakan penis itu perlu beradaptasi sebentar dengan lubang kenikmatannya. Alif yang sudah separuh jalan menuju kenikmatan menaik turunkan tubuhnya dengan liar, tangannya meremas-remas dan sesekali menepuk lembut buah dada ustazah raudah yang hanya bisa menggelepar-gelepar di ranjang.

“Ah!” Alif mendongakkan kepalanya saat dirasakannya sentuhan di pelirnya. Dia menoleh ke belakang sedikit dan dilihatnya ustazah lia berbaring menelentang di bawahnya. Kepalanya terangkat menjilat-jilat pelirnya. “Ahhhhh, terusssshhh ustazahhh, ahhhh,” jilatan di pelirnya itu membuatnya kian liar seperti kuda birahi. Ustazah raudah semakin keras ditujahnya membuat sang ustazah melolong-lolong dengan mata mendelik. Tangannya menggapai-gapai tapi pada akhirnya hanya bisa meremas-remas seprai. Lenguhan seperti suara sapi disembelih terdengar keluar dari mulutnya.

“Ahh ahhh ahhh, ustazahku, ukhti, ukhti alimm, ahhhh, rasakan kontolku ukhtii ukhtiiii,” alif menggeram-geram buas. Dirasakannya mulut ustazah lia mencaplok pelirnya, menghisap-hisapnya membuat rangsangan di tubuhnya terasa kian membabi buta. Di bawahnya ustazah raudah mendesah-desah, “Aliffff, pelannn, ahhh, teruss, lifff, lifffffffff, umi kelu...arrrrrrrrrrhhhh,” ustazah raudah meremas seprai kuat-kuat sampai awut-awutan. Kepalanya terangkat seiring tubuhnya yang melenting, alif meraih kepala itu dan melumat bibirnya dengan dahsyat. tangan ustazah raudah memeluk tubuh alif kuat-kuat sementara kuku jarinya mencengkram punggung alif, menggores-gores liar seiring deru nafasnya yang menahan desahannya keluar.
Alif sementara itu juga merasakan kedutan-kedutan di penisnya mulai mengerap. Kuluman di pelirnya membantu mempercepat orgasmenya. Kenikmatan dalam tubuhnya sudah mendesak di sana sini siap meledak. Membayangkan bibir seksi ustazah lia dia makin tak tahan hingga akhirnya, “Annnn...jinggggg,” dia menggeram, “ustazahhhhhh, aku keluar, ahhhhhhhh, penisnya menusuk sekuatnya ke vagina ustazah lia yang kembali mendongakkan kepalanya dengan mulut menganga merasakan kenikmatan yang sudah hampir tak bisa dia tahan. Air liur menetes-netes dari sudut bibirnya, membasahi ranjang yang remuk redam oleh remasan tangannya.
Tak diduga alif, tangan ustazah lia mendorong selangkangannya dari bawah saat penisnya baru satu kali memuncratkan sperma. Creetttt, satu kali lagi muntahan spermanya membasahi bagian luar vagina ustazah raudah sementara gesekan tiba-tiba antara kulit penisnya dengan dinding memek ustazah raudah saat penisnya didorong ustazah lia keluar memberikan kenikmatan tersendiri. Lalu secepat kilat ustazah lia mendorong kepalanya menindih memek ustazah raudah dan creetttt creettt cretttttttt, sperma alif kembali memancut mengenai muka ustazah lia dengan liar. Alif mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan yang melandanya. Di akhir pancutannya, ustazah lia membuka mulutnya dan memasukkan penis panjang besar itu ke dalam mulutnya.
“Akhhhh, ustazahkuuu,” Alif mendesah merasakan hisapan yang membuatnya makin terlena. Ketika ustazah menghisap penisnya, tubuh alif mengejang-ngejang dan penisnya memuncratkan sisa-sisa sperma yang masih tersimpan. Ustazah lia menelannya dengan lahap. Ketika penis itu akhirnya keluar dari mulut ustazah lia yang berbibir seksi, penis itu sudah bersih tapi berlumuran ludah ustazah lia.
Alif duduk mengangkang, nafasnya terengah-engah. Tubuh ustazah lia menggelosoh di ranjang. Kepalanya bertelekan pada pangkal paha Alif. Penis alif yang basah oleh liurnya menyentuh-nyentuh hidungnya. Tidak setegang tadi, tapi ukuran penis itu tetap saja membuatnya kagum. Ahh, bau yang khas, desahnya. Nafasnya masih terengah-engah. Alif dengan lembut membelai-belai kepala ustazah lia yang tertutup mukena.

Sementara itu, hp ustazah raudah berbunyi. Dengan malas-malasan, dengan memek masih berlumuran cairan kenikmatan Alif dan tubuh yang masih lemas, vaginanya juga masih terasa sedikit pegal menyimpan sisa kenikmatan yang tadi menerjangnya lewat sana, dia menggapai hpnya. Setelah membukanya, dia menunjukkannya pada Alif.

“Ukhti...” begitu bunyi sms itu. Di bawahnya ada nama pengirimnya: ustaz karim. Alif tersenyum. Ustazah Raudah tersenyum sambil mengirimkan balasan. Sementara di bawah, ustazah lia bangkit dengan wajah masih berlumuran sperma alif, sebagian turun ke bibir seksinya. Dengan buas dia mencaplok bibir alif yang membalasnya dengan penuh gairah. Dihisapnya sperma yang tersisa di bibir seksi ustazah lia, asin. Dijilatnya spermanya yang membasahi wajah cantik ustazah mungil itu. Dalam posisi alif berselonjor seperti itu, ustazah lia merapatkan tubuhnya dengan posisi yang sama, kedua kakinya membelit pinggang alif sementara memeknya perlahan tapi pasti semakin mendekat ke penis alif. 

BERSAMBUNG

Untuk membaca lanjutannya, silahkan lihat daftar lengkap cerita "Dibalik Kerudungnya Yang Lebar" disini:

Dibalik Kerudungnya Yang Lebar The Series <-- klik untuk melihat.

Cerpen ustadzah diatas merupakan hasil karya dari pecinta umahat selaku pengarang aslinya. Foto yang digunakan di dalam cerita ini hanyalah ilustrasi belaka untuk mempermudah pembaca dalam meresapi jalan cerita yang ada.
loading...

Klik tuk Kirim Pesan